Jakata, TAMBANG – Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA), Arsal Ismail menyadari bahwa tantangan yang dihadapi industri tambang batu bara ke depan akan semakin berat. Menurutnya, penggunaan energi fosil akan semakin dibatasi sehingga industri pertambangan batu bara harus menyesuaikan diri dengan situasi tersebut.
Sebagai salah satu produsen batu bara yang besar di Indonesia, PTBA kata dia, perlu memperkuat sinergi antar lini di dalam perusahaan. Hal ini dia sampaikan saat Halal Bihalal di Gedung Serba Guna PTBA, Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Jumat (10/6).
“Menghadapi tantangan ke depan, PTBA perlu mempererat lagi dan meningkatkan sinergi, karena yang sama-sama kita tahu bahwa ke depan tantangan akan semakin berat dan challenging,” kata Arsal, dikutip dari keterangan resmi Selasa (14/6).
Bila tidak dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan sinergi antar lini, target-target PTBA ke depan menurutnya akan sulit dicapai. Pembatasan energi fosil dan wacana Net Zero Emision di tahun 2050 mendatang, akan memberikan tekanan pada prospek bisnis kita secara panjang.
Meski banyak tantangan, Arsal mengajak para pekerja agar optimistis menghadapinya. “Ke depan kita harus lebih kolaboratif baik di sisi internal PTBA maupun ke seluruh stakeholder kita sehingga nantinya apa yang kita cita citakan, Insyaallah akan tercapai,” ujarnya.
Arsal menegaskan bahwa capaian positif PTBA selama ini merupakan hasil kerja bersama. Tidak boleh ada yang merasa hebat sendiri. Diharapkan para pekerja dapat mengesampingkan ego pribadi untuk kepentingan bersama.
“Sejatinya apa yang PTBA torehkan sampai dengan hari ini merupakan kerja keras kita semua, hasil team work kita semua, hasil komitmen kita semua. Kita paham bahwa mungkin dalam kita menjalankan tugas dan pekerjaan kita di PTBA ada sedikit gesekan sana-sini,” imbuhnya.
“Sejatinya tidak perlu ada dendam, iri hati karena hati kita akan selalu besar untuk selalu memaafkan dan secara fitrah kita tidak ada yang sempurna,” tutupnya.