Jepara – TAMBANG. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4 dengan kapasitas 2×1.000 MW yang diharapkan akan memberikan kontribusi penguatan daya listrik sistem interkoneksi Jawa-Bali dan akan terhubung ke saluran transmisi 500 kV Tanjung Jati-Tx Ungaran, telah diresmikan dimulai pembangunannya (groundbreaking) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan (31/08).
Pembangunan PLTU Jawa 4 ini berlokasi di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, akan menambah dan semakin memperkuat sistem kelistrikan di Jawa-Bali. Dengan adanya penambahan pasokan listrik, maka kebutuhan listrik masyarakat, baik untuk sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri akan terpenuhi.
Program Pembangkit Listrik 35.000 MW adalah komitmen pemerintah bersama PLN dan swasta dalam membangun 109 pembangkit yang dibangun oleh PLN dan Independent Power Producer (IPP). Dibangun di atas lahan seluas 77,4 ha, proyek ini ditargetkan akan rampung dalam kurun waktu sekitar 50 – 54 bulan yang dimulai sejak April 2017 diperkirakan akan dapat beroperasi pada Mei 2021 dan September 2021.
Pembangunan PLTU Jawa 4 dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu ultra-super-critical (USC). Teknologi ini beroperasi pada tekanan dan suhu di atas titik kritis air, dimana fase gas dan cair dalam keseimbangan sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi. Pembangkit listrik dengan teknologi USC memiliki efisiensi sekitar 8%-10% dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batu bara lainnya, yang membutuhkan konsumsi batu bara lebih sedikit dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan.
Pihak PLN terus berupaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi Indonesia dengan tetap memperhatikan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan. Selain itu pasokan listrik yang dihasilkan nantinya diharapkan bisa mendorong minat investor untuk terus membangun industri terutama Jawa dan Bali, sehingga berdampak kepada pertumbuhan ekonomi warga.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN Persero I Made Suprateka mengatakan, pembangunan PLTU Tanjung Jati B ini akan melengkapi eksisting PLTU Tanjung Jati yang telah dibangun sebelumnya, yaitu PLTU Tanjung Jati yang kapasitasnya telah mencapai kapasitas 2.600 MW. Dengan tambahan dari Tanjung Jati B Jawa-4, akan menambah 2 x 1.000 MW sehingga (bertambah kapasitasnya) menjadi 6.400 MW.
Proyek pembangkit listrik ini dikelola oleh konsorsium PT Bhumi Jati Power (BJP), yang terdiri dari Sumitomo Corporation (50% saham), PT United Tractors Tbk (25% saham), dan The Kansai Electric Power Co., Inc. (25% saham).
Pembangunan PLTU Jawa 4 berkapasitas 2×1.000 MW ini menggunakan skema BOT (build, operate and transfer) dengan jangka waktu 25 tahun sejak commercial operation date. Proyek ini menelan biaya investasi sekitar US$4,2 miliar dengan sumber pembiayaan dari project financing, dimana sebagian dananya berasal dari penyertaan modal yang disetorkan oleh perusahaan sponsor dan selebihnya berasal dari pinjaman dari para kreditur.
Pembiayaan proyek ini didanai melalui pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi tujuh bank komersial, yaitu Mizuho Bank, Ltd., Sumitomo Mitsui Banking Corporation, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., Sumitomo Mitsui Trust Bank, Limited, Mitsubishi UFJ Trust and Banking Corporation, The Norinchukin Bank, dan Singapore’s Oversea-Chinese Banking Corporation Limited yang dijamin oleh NEXI Overseas Investment Insurance.