PERUSAHAAN perdagangan komoditi Glencore, yang menjadi salah satu pemain penting di dunia batu bara, akan memangkas produksi batu baranya. Perusahaan bermarkas di Swiss ini menilai, saat ini terjadi pasokan berlebihan yang membuat harga terus anjlok.
Sebagaimana dikutip koran Financial Times hari ini, Glencore menyatakan:
‘’Beberapa perubahan produksi akan terjadi di sejumlah lokasi. Ini termasuk pada beberapa tambang bawah tanah, peninjauan kembali terhadap beberapa aktivitas tambang terbuka, dan revisi terhadap portofolio produksi. Tujuannya agar antara volume dan kualitas lebih sesuai dengan situasi permintaan pasar…’’
Glencore menambahkan:
‘’Kami akan meninjau semua operasi batu bara, untuk menyesuaikan dengan iklim ekonomi …’’
Langkah Glencore tersebut merupakan tindakan paling drastis yang dilakukannya, untuk merespon situasi pasar batu bara yang tengah sakit. Glencore merupakan salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia.
Di bidang batu bara termal, yang digunakan untuk pembangkit listrik, Glencore merupakan pemain terbesar di dunia. Tambangnya di Australia tiap tahun menghasilkan 70 juta ton batu bara. Total, Glencore tahun lalu memasarkan 1,1 miliar ton batu bara.
Biaya produksi Glencore adalah salah satu yang terendah di dunia. Karena itu, keputusannya untuk memangkas produksi termasuk mengejutkan.
Tahun lalu, menjelang natal dan sesudahnya, Glencore menghentikan produksinya di tambang Australia, dan kini tengah mempertimbangkan untuk menutup sementara tambangnya di Afrika Selatan.
Meski harga batu bara cenderung naik sejak awal tahun, tetapi secara umum masih termasuk terendah dalam enam tahun terakhir. Rendahnya harga dipicu oleh meningkatnya pasokan dari Australia, Indonesia, dan Rusia, di tengah permintaan yang menurun.
Cina juga berupaya mengurangi impor, demi meningkatkan produksi batu bara dalam negeri. Nasib pasar batu bara di tahun 2015 ini masih banyak dipenuhi tanda tanya.