Jakarta, TAMBANG – PT ExxonMobil Lubricants Indonesia bersama Majalah TAMBANG sukses menggelar webinar digitalisasi industri pertambangan dengan tema ‘Digital Technology To Enhance Efficiency and Productivity, Selasa (24/5). Diskusi fokus pada soal pentingnya teknologi digital untuk menunjang efisiensi dan produksi hasil tambang.
Direktur Utama Majalah TAMBANG, Atep Abdurofiq menyampaikan, dalam dunia pertambangan sistem digital sudah menjadi keharusan. Selain bisa mengefisiensikan waktu kerja, digitalisasi juga menurutnya mampu meningkatkan produksi.
“Digitalisasi membawa perubahan pada aspek kehidupan kita semua. Pemerintah menganjurkan seluruh industri nasional agar mengedepankan operasional berbasis digital. Di tambang, terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan produktifitas, termasuk di dalamnya sistem manajemen karyawan dan operasi produksi,” ungkapnya.
Atep menjelaskan, saat ini hampir semua perusahaan tambang sudah memakai teknologi mutakhir tersebut seperti Cloud Computing, Big Data, Machine Learning, Drone, Autonomous Truck dan lain-lain.
“Pertambangan terus mengikuti teknologi digital seperti could, big data, machine learning, drone, autonomous truck. Kita melihat sektor pertambangan menjadi lebih mudah. Kami ucapkan terima kasih untuk semuanya, terutama untu ExxonMobil Lubricants,” tandasnya.
Senada dengan Atep, Regional Engineering Service Manager PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, Perdi Suryani Sabda menyebut, proses digitalisasi sangat penting untuk mendukung operasional pertambangan.
“Digital sangat penting untuk mendukung operasional pertambangan. Melalui digital, kita bisa memberikan layanan terkait dengan maintenance equipment,” kata Perdi dalam paparannya.
ExxonMobil Lubricants sendiri, kata Perdi, saat ini sudah menerapkan sistem digital di semua lini operasional perusahaan, salah satunya program Mobil Serv Lubricant Analysis. Program ini memberikan analisis spektrum penuh pada pelumas armada yang tidak dapat diberikan oleh program lain.
“Mobil Serv Lubricant Analysis ini banyak dilakukan di industri pertambangan. Kami memiliki lab analisis tersebar di dunia. Di Asia Pasifik paling tidak ada tiga, di Jakarta, Shanghai, Kanada,” bebernya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Jaringan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Aditya Iskandar menyampaikan, pemerintah selama ini terus berupaya menyediakan infrastruktur jaringan handal untuk menopang sektor industri, termasuk di pertambangan.
“Ada sekitar 5 satelit yang berfungsi ada juga yang mengunganakan satelit asing. Rencana ada dua satelit yang akan diluncurkan,” ungkap Aditya.
Dia kemudian menjelaskan bahwa pemerintah melalui Telkomsel telah bekerja sama dengan Schneider Electric untuk mendorong pemanfaatan teknologi 5G untuk menopang industri berbasis 4.0. Dengan jaringan 5G, kata dia, perusahaan tambang salah satunya dapat melakukan pengeboran secara akurat.
“Telkom Group telah siap membangun 5G. Sudah membangun kerja sama dengan Schneider. Pelakasanaan omatisasi pengeboran dapat dilakukan secara presisi akurat dan hemat dengan pengoperasian dalam jarak jauh,” tandasnya.