JAKARTA, TAMBANG. LIMA tahun lalu, Peabody Energy membeli perusahaan tambang dari Australia, Macarthur Coal, tatkala harga batu bara tengah di puncak. Pembelian yang dibiayai utang senilai US$ 4,9 miliar itu menuai perkara. Peabody Energy, perusahaan swasta batu bara terbesar di Amerika Serikat pekan lalu meminta perlindungan bangkrut dari Pemerintah Amerika Serikat.
Peabody tahun lalu tidak bisa membayar bunga utang senilai US$ 71 juta. Peabody menjadi perusahaan tambang batu bara terakhir di Amerika yang meminta perlindungan dari kebangkrutan.
Ahli industri batu bara menilai, kebangkrutan Peabody adalah akibat akuisisi Macarthur, yang kemudian membuatnya tak bisa membayar utang sebesar US$ 6,3 miliar.
Ted O’Brien, Kepala Eksekutif Doyle Trading Consultants, perusahaan riset energi dari Amerika mengatakan, harga batu bara yang anjlok membuat investasi Peabody jadi tidak layak, karena mereka tidak memiliki penghasilan cukup untuk membayar utang.
‘’Peabody mengakuisisi Macarthur dengan biaya dengan utang sangat mahal, di saat harga batu bara mencapai puncak,’’ kata O’Brien. ‘’Melihat harga pasar batu bara hari ini, utangnya tak mungkin bisa dikembalikan,’’ lanjutnya, seperti dimuat di Financial Review.
Tambang Macarthur Coal, namanya Coppabella Mine, terletak 140 kilometer di barat daya kota Mackay, Queensland. Pengambilalihan pada 2011 itu menambah booming batu bara yang ketika itu melanda industri tambang di Asia dan Australia.
Akibat harga batu bara ambruk, investasi Peabody menjadi tidak layak. Peabody mengajukan perlindungan dari gugatan pailit berdasar perundang-undangan Amerika Serikat yang dikenal sebagai Chapter 11 persyaratan bangkrut.
Aturan itu memberi kesempatan dalam periode tertentu kepada perusahaan yang kesulitan keuangan melakukan reorganisasi.
Sejumlah perusahaan batu bara di Amerika bangkrut dalam beberapa tahun terakhir. Di antaranya Walter Energy, Alpha Natural Resources, Arch Coal dan Patriot Coal. Kedua perusahaan terakhir merupakan bagian dari Peabody sebelum dilepas pada 2007.
Produsen batu bara Amerika kini makin kesulitan akibat berlakunya aturan baru di bidang energi bersih yang ditetapkan pemerintahan Obama, serta makin baraknya pemakaian gas alam murah yang didapat dari gas shale.
‘’Gas alam betul-betul menghajar pemakaian batu bara,’’ kata Anthony Young, analis senior Macquarie Group, New York.