Jakarta – TAMBANG. Rata-rata frekuensi perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat tumbuh 4,2% menjadi 222 ribu kali transaksi per hari di sepanjang 2015 dari 213 ribu kali transaksi per hari pada 2014.
Menurut Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, BEI tetap dapat menyelenggarakan transaksi perdagangan di 2015 dengan hasil yang positif meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif. Misalnya, dari sisi rata-rata frekuensi perdagangan yang tercatat tumbuh 4,2% menjadi 222 ribu kali transaksi per hari di sepanjang 2015 dari 213 ribu kali transaksi per hari pada 2014.
Rata-rata volume perdagangan harian juga meningkat 8,1% menjadi 5,9 miliar saham per hari di 2015 dari 5,5 miliar saham per hari pada 2014. “Hal ini menunjukkan bahwa BEI masih tetap menjadi pasar yang menarik bagi investor,” ujar Tito.
Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga sempat memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal di level 5.523,29 pada 7 April 2015, dan ditutup di level 4.593,01 di penghujung 2015.
Menurut Tito, hal tersebut menunjukkan bahwa bursa saham di berbagai negara di dunia memang dihadapkan oleh kondisi perekonomian dunia yang penuh tantangan, walaupun secara jangka panjang dalam 10 tahun terakhir BEI masih tercatat sebagai bursa yang memberikan keuntungan tertinggi yakni sebesar 295% atau rata-rata tumbuh 15% per tahun.
Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan bursa di kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura yang berturut-turut tumbuh 231%, 88%, 80%, dan 26%.
Minat perusahaan untuk menghimpun dana dari efek bersifat ekuitas di 2015 mencapai Rp58 triliun atau naik 16% dibandingkan setahun sebelumnya.
Acara RUPST tersebut dipimpin oleh Komisaris Utama BEI, Robinson Simbolon dengan 2 agenda yaitu Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2015 serta Penunjukan Akuntan Publik Perseroan untuk Tahun Buku 2016.