JAKARTA, TAMBANG. HARGA tembaga untuk penyerahan ke muka (pasar futures) jatuh cukup banyak, kemarin. Situasi ini diduga berkaitan dengan keluarnya rekomendasi izin ekspor untuk Freeport dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kini Freeport tinggal menunggu keluarnya izin ekspor dari Kementerian Perdagangan. Keluarnya izin ekspor akan membuat Freeport bisa mengangkut konsentrat yang diolahnya dari tambang di Gunung Grasberg. Konsentrat tembaga dari Freeport akan semakin menambah pasokan di pasar dunia, yang saat ini kelebihan.
Leon Westgate, analis dari ICBC Standard Bank Plc, London, kepada Bloomberg mengatakan, keluarnya rekomendasi itu menunjukkan bahwa di masa depan kecil kemungkinan Freeport menghadapi masalah izin ekspor lagi.
Izin ekspor yang dimiliki Freeport kadaluarsa sejak 28 Januari lalu. Freeport tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah, yakni menyetor jaminan sebesar US$ 530 juta, sebagai tanda keseriusan membangun smelter. Masih belum diketahui jalan kompromi yang diambil pemerintah dan Freeport sehingga akhirnya Kementerian ESDM mau mengeluarkan rekomendasi ekspor, kemarin.
‘’Rekomendasi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia sebetulnya sudah bisa ditebak. Bukan kejutan,’’ kata Tai Wong, Direktur Perdagangan Komoditi BMO Capital Markets Corp., di New York. ‘’Dengan rekomendasi ini akan terjadi pasokan tambahan konsentrat dari Indonesia,’’ katanya.
Menyusul berita keluarnya rekomendasi itu, harga tembaga untuk penyerahan Maret jatuh 2,4% menjadi US$ 2,0395 per pound, di Bursa Komoditi New York. 1 pound = 0,453 kilogram. Penurunan sebesar itu merupakan terbesar sejak 11 Januari 2016. Harga aluminium, nikel, timbal, seng, juga turun. Yang naik hanya harga timah.