Jakarta – TAMBANG. Guna mendukung langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan tambang, PT Dyno Nobel (DNX) Indonesia mengeluarkan formula khusus di 2015, melalui formula ini perusahaan dapat menghemat biaya 10 sampai 20% untuk kegiatan produksi.
Marketing and Commercial Manager, PT Dyno Nobel (DNX) Indonesia, Juju Juanda memprediksi sektor pertambangan batu bara di 2015 masih belum menggeliat, hal ini di picu karena harga komoditas batu bara di pasar internasional yang masih merosot.
PT Dyno Nobel (DNX) Indonesia, sebagai perusahaan pemasok bahan peledak dan jasa peledakan untuk pertambangan sudah menyiapkan langkah khusus. Di 2015 pihaknya bakal meningkatkan pelayanan kepada perusahaan tambang disamping memberikan produk bahan peledak yang berkualitas.
Juju Juanda mengungkapkan, produk bahan peledak yang dikenalkan kepada pelaku usaha tambang adalah electronic detonator dan low density emulsion. Menurutnya, penggunaan dua produk tersebut dapat membantu pelaku usaha tambang menekan jumlah cost yang dikeluarkan untuk kegitan produksi, mengingat peledakan yang dihasilkan untuk memecah atau membongkar batuan padat material yang bersifat kompak menjadi lebih efisien.
“Harganya memang lebih mahal ketimbang bahan peledak yang biasa digunakan oleh pelaku usaha tambang. Namun, jika dihitung secara keseluruhan dan hasilnya, tentu penggunaan dua produk ini menjadi lebih murah,” ucap Juju Juanda.
Sebenarnya, electronic detonator dan low density emulsion bukanlah produk keluaran terbaru PT DNX Indonesia, sebab produk tersebut kata Juju Juanda telah dikeluarkan sejak 2000 lalu. Bahkan beberapa perusahaan tambang batubara bahkan mineral telah mengaplikasikan produk tersebut, diantaranya PT Wahana Baratama Mining, PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara.
“Saat ini kami juga sedang menjajaki kebeberapa perusahaan tambang seperti Kideco dan Berau,” ungkap Juju Juanda.
Juju Juanda optimis di 2015 pihaknya dapat menyangsa pasar lebih luas lagi, sebab itu pihaknya menargetkan penjualan hingga dua kali lipat dari penjualan target di 2014 lalu. “Untuk electronic detonator di 2014 kami berhasil menjual 40.000 ton/tahun. Sedangkan untuk low density emulsion kami targetkan 1.000 ton/tahun,” jelasnya.
Agar semakin efisien, kata Juju Juanda, pihaknya juga telah menerapkan sistem sleep loading yang bertujuan mengurangi kegiatan operasional truk untuk mengangkut bahan peledak, dari sehari tiga truk menjadi dua truk.
Disamping itu, lanjut dia, PT DNX Indonesia juga akan meningkatkan pelayanan kepada pelaku usaha tambang dengan memberikan edukasi mengenai kegiatan blasting secara terintegrasi, mengingat saat ini banyak pihak yang hanya memahami kegiatan blasting-nya saja.
PT DNX Indonesia juga telah menyediakan layanan konsultasi technical engineer, layanan ini ucap dia, diberikan kepada pelaku usaha tambang untuk mengurangi kesalahan yang dapat membebani cost.
Langkah revolusioner yang sudah lama dilakukan kini tengah digalakan oleh PT DNX Indonesia untuk membantu pelaku usaha, yakni dengan memberikan pelayanan pengolahan oli bekas di lokasi pertambangan untuk menjadi bahan peledak. Menurut Juju, hal ini dilakukan karena adanya permintaan dari pelaku usaha tambang.
Selain lebih efisien, lanjut Juju Juanda pengolahan oli bekas menjadi bahan peledak juga dapat membantu perusahaan tambang menjaga kelestarian lingkungan bahkan dapat menggaet penghargaan PROPER dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Beberapa perusahaan telah melakukan ini, diantaranya Kideco dan Berau Coal,” pungkasnya.