TAMBANG, MANILA. KEMENTERIAN Energi Filipina memerintahkan perusahaan pembangkit listrik untuk mencari pemasok batu bara dari luar Indonesia, seperti Australia, Vietnam, dan Rusia, setelah Pemerintah Indonesia melarang kapal dari Indonesia mengirim batu bara ke Filipina.
Pelarangan itu dilakukan karena banyaknya pelaut Indonesia yang diculik di perairan Filipina.
‘’Kami memiliki sumber lain, seperti Rusia, Australia, dan Vietnam. Kita bisa membeli dari mereka, tetapi sayangnya persyaratan kualitasnya berbeda. Perusahaan pembangkit listrik harus bernegosiasi kepada masing-masing pemasok. Saya berharap skenario ini tidak terjadi,’’ kata Menteri Energi Zenaida Monsada, kemarin, sebagaimana dimuat koran The Standard, hari ini.
Filipina mengimpor 16,4 juta ton, tahun lalu. Sebanyak 95% di antaranya dari Indonesia. Sekitar 80% dari yang diimpor, digunakan untuk keperluan pembangkit listrik.
‘’Saat ini kami belum melihat dampak penghentian pasokan,’’ kata Monsada. ‘’Kita punya cadangan batu bara. Dan kalau kita melihat April lalu, ketika pelarangan juga diterapkan Indonesia, tak ada dampak serius bagi Filipina,’’ katanya.
Monsada mengesampingkan kemungkinan adanya mati total akibat kelangkaan batu bara. ‘’Itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena setiap pembangkit memiliki cadangan untuk 20-30 hari,’’ kata Monsada.
Monsada mengatakan, Kementerian Energi menunggu kabar dari perusahaan pembangkit listrik apakah ada yang impornya terganggu akibat pelarangan ekspor batu bara dari Indonesia.
Saat ini, Kementerian Energi tengah dalam pembicaraan intensif dengan Kementerian Luar Negeri, juga Kementerian Pertahanan, untuk mendiskusikan masalah keamanan yang diprotes Indonesia. Bila Indonesia tetap melarang pengiriman batu bara ke Filipina, lambat laun listrik Filipina akan terpengaruh. Batu bara dari Indonesia, karena letaknya dekat, harganya lebih murah ketimbang dari negara lain.
Semirara Mining Corp, perusahaan tambang batu bara terbesar di Filipina, juga memasok untuk pembangkit listrik.
‘’Kami berusaha mengalihkan batu bara dari ekspor ke lokal. Sayangnya, banyak mesin pembangkit di sini yang spesifikasinya tidak sesuai dengan yang kami punya. Saat ini produksi kami satu juta ton sebulan,’’ kata Komisaris Utama Semirara Mining, Isidro Consunji.