Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan pertumbuhan penjualan listrik pada Februari 2016 meningkat. Hal ini melanjutkan pertumbuhan penjualan pada bulan sebelumnya.
Kepala Divisi Niaga PT PLN, Benny Marbun mengatakan pertumbuhan tersebut menjadi pertanda pulihnya perekonomian Indonesia. “Pertumbuhan penjualan listrik Februari 2016 sebesar 16,52 TWh, atau tumbuh 10,41% dibanding Februari 2015,” jelasnya, Sabtu (12/2). Secara kumulatif, sambungnya, penjualan sampai dengan Februari 2016 sebesar 34.09 TWh, atau tumbuh 8,91% (year on year).
Benny mengatakan, penjualan pada Februari 2016 sebesar 10,41% sangat menggembirakan karena jauh lebih tinggi dari penjualan Januari 2016 yang tumbuh 7,54%. Padahal angka pertumbuhan 7,54% pada Januari 2016 lalu sebenarnya sudah menggembirakan bila memperhatikan sepanjang tahun 2015 tidak ada pertumbuhan listrik bulanan di atas 5%.
Pertumbuhan tertinggi Februari 2016 dibanding Februari 2015 terjadi di region Sulawesi dan Nusa Tenggara, sebesar 13,0%. Namun, pengaruh terbesar yang menentukan angka pertumbuhan penjualan e3 se Indonesia bulan Februari 2016 adalah Region se Jawa-Bali, karena penjualan se Jawa Bali memberi kontribusi 75% terhadap seluruh penjualan se Indonesia. Pertumbuhan penjualan listrik region se Jawa-Bali yaitu 10,6%.
Lebih lanjut, Benny menerangkan, bila dilihat dari pertumbuhan penjualan listrik menurut kelompok pelanggan yang kontribusinya besar dalam penjualan listrik, maka hampir semua kelompok pelanggan ini tumbuh dengan angka yang relatif tinggi, yaitu:
– Pelanggan I3/>200 kVA kontribusi penjualan 23,79%; tumbuh 3,53%
– Pelanggan R1/900 VA; kontribusi penjualan 15,78%; tumbuh 13,27%
– Pelanggan R1/450 VA; kontribusi penjualan 11,62%; tumbuh 5,74%
– Pelanggan B3/>200 kVA; kontribusi penjualan 7,5%; tumbuh 11,72%
– Pelanggan R1/1300 VA; kontribusi penjualan 7,21%; tumbuh 9,11%
– Pelanggan B2/6600 VA> kontribusi penjualan 6,98%; tumbuh 10,40%
– Pelanggan I4/30 MVA>; kontribusi penjualan 6,62%; tumbuh 10,74%.
“Dari data penjualan tersebut, yang menggembirakan adalah penjualan listrik industri skala besar I4/30 MVA ke atas, tumbuh relatif tinggi sekitar 10,74%,” ujarnya.
Hal tersebut, kata Benny, menunjukkan industri hulu semakin pulih produksinya. Bandingkan dengan pertumbuhan I-4 pada Januari 2016 hanya 6,21%. Pertumbuhan industri skala besar I4 ini juga dipengaruhi oleh adanya promo diskon tarif untuk tambahan pemakaian listrik pukul 23.00 hingga 08.00.
“Industri skala besar yang tumbuh menggembirakan ini antara lain industri kimia, semen, baja, kertas/pulp,” jelasnya.
Industri skala menengah dengan tarif I3/>200 kVA juga menunjukkan pertumbuhan yang bagus, yaitu 3,53%. Walaupun angka pertumbuhannya relatif kecil dibanding pertumbuhan rata-rata seluruh pelanggan, namun pertumbuhan 3,53% menggembirakan, mengingat pertumbuhan pada Januari 2016 hanya 0,9%.
Sebagian pertumbuhan ini juga dampak dari promo diskon tarif bagi tambahan pemakaian listrik pukul 23.00 hingga 08.00. Industri skala menengah yang mengalami pertumbuhan antara lain: industri makanan dan minuman, semen, logam, furniture, farmasi, dan sparepart.
“Pertumbuhan penjualan listrik yang semakin baik ini diyakini juga disebabkan karena menurunnya tarif listrik untuk I3 sebesar 5,88% dan tarif I4 turun 3,45%,” terang Benny.