Jakarta, TAMBANG – PT Adaro Energy mencetak rekor pembagian dividen fantastis di tahun buku 2017. Nilainya mencapai USD250 juta atau 3,3 triliun. Kenaikannya mencapai 150 persen dibandingkan tahun 2016 yang hanya USD100 juta.
“Kami bagikan dividen cukup besar, sebesar USD250 juta. Ini pembagian dividen yang cukup besar (dibandingkan) perusahan-perusahaan indonesia. Hampir Rp4 triliun kita bagikan dividen, salah satu rekor juga itu,” kata Presiden Direktur Adaro, Girabaldi Thohir, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Kuningan, Jakarta, Senin (23/4).
Besarnya dividen ini berkat kinerja kinclong selama setahun. Selain ditopang harga batu bara yang sedang membaik, emiten batu bara terbesar di Indonesia ini berhasil mengembangkan bisnis di sektor lainnya, seperti logistik dan ketenagalistrikan.
“Kami berpendapat di 2017 performance kami luar biasa baik, jadi kami meningkatkan (dividen). Itu alasan kenapa dividen dinaikkan di 2017,” ungkap pria yang akrab disapa Boy Thohir itu.
Soal belanja modal (Capital Expenditure/Capex), Adaro mencanangkan hingga USD750 juta sampai USD900 Juta. Sedangkan, target produksi batu bara dipatok 54-56 juta ton.
Saat ditanya soal dampak dari penetapan harga batu bara kelistrikan, Boy Thohir mengungkapkan, tentunya pendapatan Adaro menurun, tapi Boy enggan menyebut rincian lost opportunity yang dialami perusahaannya.
“Penurunan (pendapatan) iya, tapi range EBITDA kita juga sesuatu yang masih positif,” bebernya.
Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang dimaksud, untuk tahun 2018, totalnya mencapai USD1,1-1,3 miliar. Angka tersebut menurun dari rencana sebelumnya yang dipatok USD1,3-1,5 miliar. Pasalnya, penyebab utama revisi EBITDA ini ialah harga batu bara kelistrikan yang dipatok USD70 per ton, angka yang cukup jauh dari harga pasar.
RUPS tersebut juga menyetujui pembebasan tanggung jawab Siswanto Prawiroatmodjo yang tidak bisa lagi menjalankan tugasnya sebagai anggota Direksi Adaro, lantaran kondisi kesehatan.
Selain itu, para pemegang saham juga menunjuk Julius Aslan sebagai Direktur lndependen, yang berlaku efektif setelah RUPS ini sampai penutupan tahun 2021.
Ringkasnya, komposisi Direksi Adaro saat ini adalah sebagaimana berikut:
Presiden Direktur: Garibaldi Thohir
Wakil Presiden Direktur: Christian Ariano Rachmat
Direktur: David Tendian
Direktur: Chia Ah Hoo
Direktur: Mohammad Syah Indra Aman
Direktur independen: Julius Aslan
Sedangkan komposisi Dewan Komisaris Adaro adalah sebagai berikut:
Presiden Komisaris: Edwin Soeryadjaja
Wakii Presiden Komisaris: Theodore Permadi Rachmat
Komisaris: Arini Saraswaty Subianto
Komisaris Independen: Palgunadi Tatit Setyawan
Komisaris Independen: Raden Pardede