Jakarta, TAMBANG – Praktik pengelolaan tambang dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) akan semakin menentukan kemajuan perusahaan di masa depan termasuk pada komoditas nikel. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto.
“Jadi sebelum ngomongin soal harga, soal operasional mereka nanya, gimana ESG-nya, jadi rata-rata yang datang ke sini mereka sudah tahu mau datang kemana,” katanya dalam diskusi yang diselenggarakan Apniper For Sustainability dengan tema ‘Industri Nickel Menuju Sustainabilitas’, Senin (27/6).
Kata Seto, saat ini seluruh perusahaan otomotif global memang sedang gencar mencari nikel untuk memproduksi mobil listrik. Tapi, mereka tidak serta merta membeli nikel kepada produsen sebelum memenuhi unsur ESG sebagaimana disampaikan tim Tesla beberapa waktu lalu.
“Mereka pengen ke Vale terus ke Antam. Karena yang selama ini mereka tahu bahwa Vale itu perusahaan global yang publikasi ESG-nya sangat baik. jadi ini yang dilihat,” jelasnya.
Padahal, lanjut Seto, di Indonesia ada banyak tambang-tambang lain yang memiliki cadangan besar dan juga memiliki praktik ESG yang baik.
Seto yang dua bulan lalu berkunjung ke pabrik Tesla di Texas ini menyampaikan bahwa jika nikel Indonesia ingin go internasional, maka aspek ESG perusahaan tambang nikel harus dilaksanakan secara optimal
“Jadi environmental, social dan governance itu penting dan mereka punya standarnya. Jadi kalau kita mau membawa nikel kita ke level yang lebih tinggi, mau tidak mau tingkatkan ESG-nya,” ujarnya.
Selain Tesla, perusahaan otomotif global yang mencari nikel domestik juga tengah dilakukan oleh Ford Motor Company. Menurut dia, produsen mobil asal Amerika Serikat itu baru saja meluncurkan mobil listrik seri Ford F-150 Lightning.
Karena itu, lanjut Seto, Ford ke depan rencananya akan bekerja sama dengan para penambang nikel tanah air untuk keperluan komponen baterai listriknya.
“Minggu lalu juga sama dari Ford. Mereka juga surprise. Mereka baru saja meluncurkan mobil listrik yang F 150. Mereka kemudian bingung cari baterainya, di mana cari nikelnya. Lalu menghubungi kita dan langusung datang. Mereka juga sama carinya nikel,” tuturnya.
“Dari cerita ini yang menarik adalah dari seluruh perusahaan otomotif yang hadir menyampaikan bahwa ESG itu nomor satu,” imbuhnya.
Tak mau kalah, Volkwagen juga kata Seto sedang melakukan penjajakan kepada perusahaan tambang nikel Indonesia. Bedanya, VW mencari nikel kadar rendah atau limonit. “Volkwagen sudah negosiasi langsung dengan beberapa tambang di Indonesia. Mereka mencari limonit,” ungkapnya.