Jakarta, TAMBANG. MENURUNNYA perekonomian membuat laba PT Astra International Tbk pada 2015 berkurang 25% dibanding tahun lalu. Hampir kinerja seluruh segmen bisnisnya tak semoncer tahun lampau.
Untung bersih Astra pada 2015 mencapai Rp 14,46 triliun, dari Januari-Desember 2015. Pada 2014, labanya Rp 19,19 triliun.
Astra merupakan perusahaan terintegrasi, bisnisnya tersebar dari industri pertambangan, alat berat, perkebunan, otomotif, keuangan, hingga infrastruktur. Divisi otomotifnya, yang selama ini menjadi penyumbang pendapatan terbesar, laba bersihnya turun 12% karena menurunnya permintaan. Untuk meningkatkan penjualan, Astra memberi potongan harga bagi pembeli, yang membuat laba menurun.
Divisi sawitnya, PT Astra Agro Lestari Tbk, awal pekan ini melaporkan laba bersihnya menurun 75%. Astra Agro juga akan menerbitkan rights sebesar Rp 4 triliun untuk membayar utang. Saham Astra Agro turun 10,9%, Kamis lalu, dipicu oleh kekhawatiran terjadinya dilusi terhadap pemegang saham minoritas.
Anak usaha Astra yang bergerak di alat berat, PT United Tractors, juga mengalami pelemahan kinerja. Laba bersih perseroan anjlok 28% menjadi Rp 3,9 triliun. Penurunan kinerja disebabkan oleh berkurangnya kinerja terutama di sektor kontraktor tambang, dan pertambangan.
PT Pamapersada Nusantara (PMA), anak usaha United Tractors di bidang kontraktor tambang, pendapatannya turun 9% menjadi Rp 30,5 triliun. Volume produksi batu bara turun dari 113,5 juta ton menjaid 109 juta ton. Volume pekerjaan pemindahan tanah turun 806,4 juta bcm menjadi 766,6 juta bcm.
Di bisnis pertambangan, yang dijalankan PT Tuah Turangga Agung (TTA), penjualan batu baranya turun 18% menjadi 5,7 juta ton. Alhasil, pendapatannya anjlok 18% menjadi Rp 3,8 triliun.
Foto: Komatsu, alat berat andalan United Tractors, anak usaha Astra. Kinerja United Tractors ikut menurun dihantam situasi ekonomi dunia yang lesu. Sumber foto: astra.co.id