Jakarta, TAMBANG- PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) dalam ikhtisar keuangan 2018, berhasil meraih laba kotor USD645 juta, 53 persen lebih tinggi dari 2017, dengan margin kotor 52 persen. Sementara di tahun 2017 sebesar 46 persen.
Ini adalah laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2018. Dimana hasil capaian MedcoEnergi diakhir tahun lalu sangat solid dengan EBITDA dan margin operasi yang lebih baik.
Medco melansir EBITDA1 USD596 juta (USD582 juta terkonsolidasi) naik 37 persen dari 2017, didorong oleh peningkatan margin, harga komoditas dan daya listrik yang lebih tinggi, dan konsolidasi Medco Power selama setahun penuh.
Harga minyak dan gas naik 32 persen dan 16 persen tahun ke tahun USD67,8/bbl dan USD6,4/mmbtu untuk masing-masingnya. Kemudian, untuk harga daya listrik (tanpa bahan bakar) Medco Power Indonesia (MPI) meningkat 28 peren.
Segmen minyak dan gas membukukan pendapatan bersih USD135 juta, meningkat 80 persen tahun ke tahun. Namun penghasilan bersih konsolidasi mengalami kerugian sebesar USD51 juta, terutama akibat kerugian non tunai dari afiliasi pertambangan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) guna mempercepat pengembangan Phase 7.
Utang bersih terhadap EBITDA1, tidak termasuk MPI, adalah 3,3x (3,6x in 2017). Hutang bersih konsolidasi terhadap EBITDA adalah 3,7x (4,5x in 2017).
Pengeboran, efisiensi proyek dan penangguhan bersamaan dengan nilai tukar yang menguntungkan memungkinkan perusahaan untuk mengurangi belanja modal 2018 menjadi USD329 juta.
Penjualan listrik yang dihasilkan MPI adalah 2.704 GWh, 24 persen lebih tinggi dari tahun ke tahun dan sejalan dengan pedoman 2018 setelah beroperasinya secara penuh Sarulla Geothermal. MPI menghimpun Rp1,2 triliun dari transaksi pasar modal pertamanya melalui penerbitan obligasi standar dan syariah.
Divestasi bisnis pertambangan batu bara dan infrastruktur air, telah selesai pada tahun 2018. Penjualan aset minyak dan gas di Amerika Serikat selesai pada kuartal pertama 2019, begitu juga penjualan 51 persen saham pada Gedung Energi.
Perusahaan menerima persetujuan para pemegang saham untuk penambahan modal perusahaan, tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu hingga 10 persen dari saham yang yang diterbitkan dengan harga minimum Rp868 per saham (USD100 juta). Perusahaan secara kontinu melakukan diskusi untuk penempatan saham bagi yang memenuhi persyaratan.
Sementara itu, Presiden Direktur Medco,Hilmi Panigoro mengatakan perusahaan memiliki kinerja sangat baik di tahun 2018, meskipun lingkungan bisnis yang penuh dengan tantangan. Menurutnya, posisi keuangan perusahaan semakin menguat dibalik kinerja operasional yang kuat pada bisnis minyak, gas dan ketenagalistrikan.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan persetujuan yang baru saja diperoleh dari pemegang saham Ophir, jelas merupakan tonggak sejarah bagi yang menunjukkan peningkatan kematangan dan kemampuan Perusahaan dalam mengelola transaksi multi-yurisdiksi yang kompleks.
“Menutup transaksi pada kuartal kedua akan semakin memperkuat posisi kami sebagai perusahaan energi dan sumber daya alam regional yang terintegrasi,” ungkap Hilmi.