Jakarta-TAMBANG. PT Nusantara Termal Coal (TMC) dan PT Riau Bara Harum (RBH) gagal melakukan kegiatan eksplorasi pada Desember 2014. Kegiatan ini urung dilakukan karena beberapa kendala seperti kontraktor yang berhenti aktivitas dan tidak adanya progress penambangan. Padahal, kedua anak usaha PT Permata Prima Sakti, Tbk (TKGA) ini telah menganggarkan dana eksplorasi masing-masing Rp44 juta.
Menurut laporan bulanan yang disampaikan ke PT Bursa Efek Indonesia, Senin (12/1), TMC menghentikan kegiatan eksplorasi di blok barat dan timur Kabupaten Muara Bungo, Jambi lantaran masalah lahan sehingga kegiatan itu ditunda sementara waktu.
Meski begitu, di lokasi Blok Barat (West Block) pit 426, sempat dilakukan monitoring expose coal dan mencatat kedudukan (strike/dip) dari batu bara (coal) dan dikorelasikan dengan Modelling Geologi yang berdasarkan hasil kegiatan drilling.
Rencananya, jika eksplorasi ini berjalan, kegiatan pengeboran dilakukan dengan menggunakan metode Semi-Inti (part coring/touch coring) dengan jarak antar titik bor berkisar 25 meter–125 meter.
Sementara, RBH juga gagal melakukan kegiatan eksplorasi di dua blok Siambul dan Ringin, Provinsi Riau, dikarenakan tidak adanya perkembangan penambangan di lokasi tersebut.
RBH merupakan sebuah perusahaan batubara berkalori 6.100-6.300 kkal yang berlokasi di Riau Tenggara di atas lahan seluas 24.450 hektar. Berdiri sejak 1990, dimana pekerjaan eksplorasi awal sudah dilakukan sejak 1992.
Anak perusahaan Permata energi resources tidak hanya NTC (nusantara termal coal dan riau baraharum (RBH) tetapi ada juga Batuah energi Prima dan Tunas Muda jaya (TMJ). Perusahaan ini sudah tidak membayar gaji karyawannya hampir 3 bulan termasuk THR natal dan memotong gaji karyawanya 50 % sejak beberapa bulan kebelakang tanpa kesepakatan kedua belah pihak.