Jakarta,TAMBANG,- Kinerja positif dibubukan PT Adaro Minerals Indonesia,Tbk (ADMR) yang mencatat profitabilitas tinggi dengan laba inti naik 113%. EBITDA operasional juga naik 98% y-o-y berkat kenaikan 42% pada ASP. Dijelaskan juga bahwa ADMR juga telah merampungkan rancang bangun rinci (DED) untuk ekspansi pelabuhan Muara Tuhup maupun seleksi vendor untuk meningkatkan jalan angkut dan fasilitas penyimpanan bahan bakar. Proyek-proyek ini akan menunjang pencapaian target produksi jangka menengah 6 juta ton per tahun.
ADMR mencatat pendapatan usaha sepanjang 2022 tercatat sebesar US$908 juta atau naik 97% dari $460 juta pada tahun 2021. Kenaikan pendapatan ini terjadi ditopang kenaikan volume penjualan maupun ASP secara y-o-y. ADMR juga mencatat kenaikan 42% pada ASP di sepanjang 2022 dari kondisi 2021 dengan dukungan kenaikan permintaan pasca pandemi.
Volume produksi batu bara sepanjang 2022 naik 46% menjadi 3,37 juta ton dari 2,30 juta ton pada tahun 2021. Volume
penjualan sepanjang 2022 mencapai 3,2 juta ton atau naik 39% dari 2,30 juta ton tahun sebelumnya. Sementara pengupasan
lapisan penutup pada sepanjang 2022 mencapai 8,32 Mbcm atau naik 62% dari 5,15 Mbcm di 2021 sehingga nisbah kupas pada tahun 2022 tercatat 2,47x, atau naik 10% dari 2,24x pada 2021.
Sebagaimana diketahui, ADMR merupakan yang terdepan dalam transformasi Grup Adaro untuk menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR, Christian Ariano Rachmat menjelaskan kinerja sepanjang tahun 2022 yang memuaskan tercapai berkat kondisi pasar yang kondusif, yang terlihat pada kuatnya harga pada tahun ini. “Kami berhasil menangkap momentum tersebut dengan meningkatkan volume dan mencapai target operasional. ADMR terus memimpin
transformasi Grup Adaro dan mencatat beberapa peristiwa penting selama tahun 2022,”terang Christian.
Dalam kurun waktu satu tahun sejak mengumumkan proyek aluminium smelter, ADMR telah menandatangani Nota Kesepahaman offtake dan memfinalisasi pemilihan mitra-mitra untuk proyek tersebut. Perusahaan juga akan terus merealisasikan rencana, memanfaatkan momentum harga batu bara yang tinggi dan membawa Grup Adaro menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan.
Menurut Christian pada pada tahun 2023, perusahaan memperkirakan volume penjualan di rentang 3,8 Mt hingga 4,3 Mt. “ADMR terus meningkatkan volume didukung oleh permintaan yang kuat dari pelanggan, dan sesuai target jangka menengahnya sebesar 6 Mtpa. Nisbah kupas di sepanjang 2023 ditargetkan sebesar 3,8x, karena perusahaan berencana untuk memulai kembali operasi dari PT Lahai Coal, yang memiliki nisbah kupas lebih tinggi dibandingkan dengan PT Maruwai Coal.
Sementara belanja modal untuk bisnis batu bara metalurgi ditargetkan sebesar $70 juta hingga $90 juta. Angka ini belum termasuk belanja modal untuk proyek smelter aluminium. “Perusahaan memperkirakan pencapaian financial close proyek ini pada semester I tahun 2023 dan porsi ekuitas akan diumumkan kemudian,”terang Christian.