Jakarta – TAMBANG. PT PLN (Persero) menargetkan masalah krisis listrik berkepanjangan di Sumatera Utara, bisa terselesaikan Juni 2015. BUMN kelistrikan itu pun menargetkan bisa berhemat Rp 16 triliun di wilayah tersebut.
“Sumatera Utara itu kita pakai diesel, luar biasa sekali. Tapi pemadaman listrik di sana juga luar biasa,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basyir dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/1).
Sofyan mengatakan, pihaknya akan melakukan berbagai cara dan memfokuskan penyelesaian krisis listrik di Sumatera Utara. Tak hanya di Sumatera Utara, tapi masalah serupa juga terjadi di Gorontalo.
“Kita akan melakukan berbagai cara, bahkan sampai potong kompas. Yang penting Sumatera Utara dan Gorontalo segera berakhir krisis listriknya. Karena pemadaman di sana luar biasa,” tegas Sofyan.
Solusi yang ditawarkan PLN adalah dengan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), untuk mengurangi ketergantungan listrik dari pembakaran solar.
“Kita akan operasikan segera PLTU Nagan Raya 200 MW, Belawan 160 MW, dan PLTU Pangkalan Susu. Total 600-700 MW. Bahkan dengan beroperasinya PLTU dan PLTG ini, PLN akan dapat mengurangi sangat banyak PLTD sehingga bisa hemat Rp 16 triliun. Ini yang dulu tidak pernah terbayangkan bisa selesai 6 bulan ke depan,” pungkas Sofyan.