Jakarta, TAMBANG – Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN), Gigih Prakoso mengatakan, proses akuisisi Pertagas masih terus berjalan. Hal ini disampaikan mengingat jatuh tempo cicilan pembayaran akuisisi semakin dekat.
“Kami minta doa agar (proses akuisisi) berjalan dengan baik,” kata Gigih di sela-sela Acara 7th International Indonesia Gas Infrastructure Conference & Exhibition 2018, di Jakarta, Selasa (25/9).
Sebagaimana diketahui, PGN akan mulai menyicil pembayaran sebesar 50 persen pada 29 September mendatang. Dengan catatan, persyaratan dalam Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) antara PGN dan Pertamina yang ditandatangani pada 29 Juni lalu terpenuhi.
Cicilan tersebut merupakan pembayaran tahap pertama yang sudah direncanakan sebelumnya. Lalu pembayaran tahap dua, akan melunasi transaksi dengan total nilai Rp 16,6 triliun.
“Ini sudah disepakati dua tahap pembayaran,” ujar Gigih.
Ia juga menyebutkan, pembayaran mayoritas saham Pertagas tahap pertama bakal menggunakan dana kas internal PGN. Sementara untuk tahap kedua akan menggunakan pendanaan dari luar PGN.
Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama bilang, dengan penandatanganan CSPA tersebut, proses Holding BUMN Migas hampir mencapai final.
“Harapan kami, Holding BUMN Migas ini dapat menciptakan kedaulatan dan ketahanan energi yang pastinya membawa manfaat untuk masyarakat dan negara,” kata Rachmat.
Setelah proses integrasi ini selesai, Pertamina sebagai Holding BUMN Migas mengarahkan PGN selaku Subholding Gas untuk mengelola bisnis secara terintegrasi di Indonesia.
“Pertagas akan diintegrasikan sebagai anak usaha PGN, dalam kerangka Holding Migas sebagaimana ditetapkan dalam PP No. 06 Tahun 2018,” ujar Rachmat.
Melalui integrasi ini, Holding BUMN Migas diharapkan menghasilkan sejumlah manfaat di antaranya menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi. Sehingga tercipta harga gas yang lebih kompetitif bagi konsumen.