Jakarta,TAMBANG, Peningkatan nilai tambah mineral dan batu bara tetap menjadi isu yang menarik dibicarakan. Secara khusus hilirisasi batu bara yang terbilang lebih lamban dibanding sektor mineral. Beruntung saat ini sudah ada beberapa perusahaan tambang yang berkomitmen membangun pabrik pengolahan batu bara. Diantaranya PTBA dan PT Petamina (Persero) yang akan membangun pabrik pengolahan batu bara menjadi DME.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Ridwan Djamaluddin mengatakan isu hilirisasi batu bara merupakan isu lama yang tidak pernah terealisasi. “Sudah dibahas 20 lalu tetapi sampai sekarang belum terealiasasi. Saya tergelitik menyapaikan ini karena sebagai bangsa yang besar kita terbilang lambat dalam menerapkan nilai tambah SDA tambang. Yang direncanakan sudah bagus tetapi tidak berdaya untuk melaksanakannya,”tandasnya.
Namun menurut Ridwan situasi saat ini telah berubah karena semua pihak sudah sepakat untuk merealisasikan hilirisasi. Oleh karenanya Ia menegaskan tidak ada langkah mundur untuk hilirisasi batu bara. “Kali ini sudah bersatu, Pemerintah sudah tegas dan pengusaha sudah sangat komit. Jadi kita tidak punya ruang lagi untuk tidak melaksanakannya,”terang Ridwan.
Meski demikian Dirjen Minerba juga mengakui bahwa masih ada kendala yang dihadapi perusahaan dalam mengembangkan hilirisasi. Ia lantas menceritakan beberapa kendala yang disampaikan perusahaan ketika berkunjung ke kawasan industri batu bara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Ada beberapa masalah yang disampaikan seperti sertifikasi lahan yang belum selesai, penentuan zonasi dan akses jalan. Selain itu aspek keekonomian juga masih menjadi bahan diskusi yang ternyata belum selesai. “Yang tidak bisa dihindari adalah keekonomian. Inilah pekerjaan rumah besar kita,”tandasnya.