Jakarta, TAMBANG – Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Ridwan Djamaluddin menyebutkan industri pertambangan Indonesia akan naik kelas menuju industri maju. Menurutnya, proses menuju industri maju telah diupayakan Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan mengoptimalkan peningkatan nilai tambah yang terkandung dalam UU Nomor 3 Tahun 2020, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Saat ini upaya peningkatan nilai tambah difokuskan kepada pemanfaatan produk pertambangan untuk industri maju.
“Kita mau naik kelas, industri pertambangan mau naik kelas untuk masuk ke industri maju. Itu esensi yang kita tangkap dari UU, jadi mari sama-sama kita lanjutkan upaya ini agar sumber daya mineral dan batubara di tanah air dapat kita manfaatkan untuk industri maju,” jelas Ridwan saat acara seri webinar dengan tema Mineral Untuk Teknologi Maju, yang dilangsungkan pada Jumat, (17/9).
Dalam menuju industri berteknologi maju itu, industri pertambangan tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan menguasai ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi. Oleh karena itu Ridwan mengajak generasi muda dan akademisi untuk ikut serta dalam memajukan industri pertambangan berbasis teknologi maju tersebut.
“Kepada generasi muda, mahasiswa, para peneliti, kami dorong juga untuk terus berkegiatan, karena tidak mungkin kita naik kelas ke industri teknologi tinggi dari industri pertambangan, tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi memadai. Jadi mari sama-sama kita galang kekuatan, padukan semangat kita untuk memajukan industri pertambangan dalam konteks malam ini industri berbasis teknologi di Indonesia,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Riset dan Teknologi, Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Ilham Akbar Habibie mengatakan bahwa perekonomian masa depan akan dipengaruhi dan dibentuk oleh teknologi, inovasi, dan kewirausahaan.
Ketiga hal itu, kata ilham sangat dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan dan kebutuhan yang muncul dari mega trend global saat ini, yakni urbanisasi, perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya, pergeseran kekuatan ekonomi global, perubahan demografi dan sosial, serta gebrakan teknologi.
“Teknologi serta inovasi yang terkait dalam konteks mega trend, di antaranya energi baru dan terbarukan, semakin dominan, karena perubahan iklim akan mengubah wajah dunia. Selain itu e-mobilitas, seperti kendaraan listrik akan menjadi norma baru di masa mendatang. Kemudian, penggunaan teknologi kedirgantaraan itu penting dan semakin penting,” kata Ilham.
Ilham juga mengatakan bahwa mineral diperlukan sebagai bahan dasar industri maju, di antaranya teknologi baterai, energi surya, kedirgantaraan, hingga manufaktur digital. Dengan dukungan teknologi, di mana logam merupakan salah satu bahan pendukungnya, suatu daerah dapat menjadi mandiri dan menciptakan masa depan yang lebih hijau.