Beranda Tambang Today Direstui Gubernur, Pelabuhan Kilang LNG Masela Bakal Dibangun Di Tanimbar

Direstui Gubernur, Pelabuhan Kilang LNG Masela Bakal Dibangun Di Tanimbar

Perpres Cadangan Energi
Foto udara kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Ampenan, Mataram, NTB, Kamis (30/5/2019). Secara nasional selama masa Satuan Tugas Ramadhan dan Idul Fitri (SATGAS RAFI) 2019 Pertamina menjaga stok Premium selama 21 hari, Pertalite 21 hari, Pertamax 22 hari, Turbo 58 hari, Solar 26 hari, Dexlite 27 hari, Dex 35 hari, Avtur 48 hari, LPG 16 hari dan minyak tanah 69 hari untuk melayani kebutuhan energi bagi masyarakat pada Ramadhan dan Idul Fitri 1440 Hijriah .ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.

Jakarta, TAMBANG – Rencana pembangunan kilang LNG Masela memasuki babak baru. Penetapan lokasi pelabuhan kilang gas alam cair (LNG) dari Lapangan Abadi di Wilayah Kerja Masela telah memperoleh restu dari Gubernur Maluku Murad Ismail. Pelabuhan tersebut akan dibangun di Pulau Nustual, Desa Lematang, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

 

Keputusan tersebut tertuang dalam SK Gubernur Maluku No. 96 Tahun 2020, tanggal 14 Februari 2020. Lokasi pembangunan pelabuhan seluas sekitar 27 hektare ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan dan produksi gas bumi Lapangan Abadi serta penyediaan sarana dan prasarana, memfasilitasi perpindahan barang termasuk suku cadang.

 

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu di Jakarta, Senin (16/3) menjelaskan, keputusan ini merupakan bukti konkret sinergi antara SKK Migas, Inpex dan Pemerintah Daerah Provinsi Maluku, yang telah mencapai kata sepakat menetapkan lokasi pembangunan pelabuhan. Menurut Sulistya, kadang-kadang proses seperti ini tidaklah mudah.

 

“Namun berkat dukungan masyarakat melalui konsultasi publik, proses ini berjalan dengan baik dan cepat,” katanya.

 

Setelah penetapan lokasi, SKK Migas dan Inpex akan bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk proses pengadaan tanah tersebut.

 

“Dalam proses pengadaan tanah ini akan ada proses pengukuran dan pembayaran ganti rugi, yang dipimpin oleh BPN. Diperkirakan memakan waktu sekitar delapan bulan,” katanya.

 

Lapangan Abadi merupakan lapangan pertama Blok Masela di wilayah Maluku yang sedang dikembangkan dan dioperatori oleh Inpex Masela, Ltd.  Selain melakukan pembebasan tanah, saat ini Inpex juga melakukan tender Front End Engeineering Design (FEED) dan membuat pedoman rencana tender EPC (Engeineering, Procurement and Construction) yang akan digunakan sebagai parameter Final Investment Decision (FID).

 

Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno mengatakan, FID  akan dilakukan pada Q4 2022. Apabila semuanya berjalan sesuai rencana, pada Q1 tahun 2023 rencananya akan mulai dilakukan konstrruksi.

 

Terkait  merebaknya virus Covid-19,  Julius menjelaskan bahwa musibah ini berdampak pada proses yang sedang berlangsung, namun masih dapat diantisipasi.

 

“Konsekuensi yang nampak adalah soal tata waktu yang sedikit tersita. Dibutuhkan sekitar satu bulan untuk membersihkan peralatan survei dengan desinfektan, khususnya peralatan yang berasal dari negara yang terpapar Covid-19. Peralatan survey ini sangat penting karena support data langsung untuk keperluan FEED”, jelas Julius.

 

Namun menurut  Julius,  meskipun ada kendala  tata waktu, SKK Migas tetap berkomitmen untuk  mengawal  proyek agar selesai sesuai rencana untuk memenuhi target visi 1 juta barel tahun 2030.