Jakarta-TAMBANG. Dalam tiga bulan pertama tahun ini PT Adaro Energy,Tbk (ADRO) memproduksi 12,64 Mt batubara. Ini berasal dari dua anak usahanya yakni PT Adaro Indonesia (AI) dan PT Semesta Centramas (SCM). Dibanding dengan periode yang sama tahun lalu angka produksi periode ini turun 4%. Manajemen Adaro menilai kondisi pasar batu bara dalam tiga bulan awal belum benar-benar pulih dimana pasar masih kelebihan pasokan. Padahal sudah ada beberapa tambang batu bara yang tutup namun suplai tetap meningkat.
Berangkat dari kondisi yang demikian Adaro telah menetapkan target produksi yang relatif stabil di 2016 pada rentang 52 – 54 Mt. Namun ada optimisme juga bahwa walau pertumbuhan permintaan melambat, permintaan dari pasar domestik serta negara Asia Tenggara lainnya diperkirakan akan meningkat.
Sementara dari sisi penjualan, di sepanjang kuartal I/2016 Adaro menjual 13,47 Mt batubara termasuk 1,19 Mt produk Wara Balangan. Produk baru ini meliputi 9% dari penjualan selama kuartal ini dan telah diterima baik oleh para pelanggan di Cina dan India. Penjualan E4900 tetap mendominasi portofolio penjualan Adaro dengan porsi 56%.
Pasar domestik bisa menjadi tumpuan harapan bagi perusahaan tambang termasuk PT Adaro Energy,Tbk. Apalagi di tahun 2016, Indonesia menetapkan target untuk meningkatkan konsumsi batubara domestik sebesar 7% y-o-y menjadi sekitar 90 Mt. Sejauh ini penjualan untuk pasar domestik Adaro sebesar 24% dari volume penjualan di kuartal pertama. Pada sisi penawaran, tahun ini Indonesia diperkirakan akan semakin mengurangi produksi, bersama dengan sejumlah negara lainnya.
Untuk sektor ketenagalistrikan,Adaro terus membuat kemajuan yang menggembirakan dalam pengembangan bisnis ketenagalistrikan. Keputusan Mahkamah Agung di bulan Februari yang memenangkan proyek ketenagalistrikan berkapasitas 2×1.000MW PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) semakin mendukung upaya Adaro untuk mendapatkan penutupan pembiayaan (financial close) dalam semester pertama tahun ini.
BPI telah mendapatkan perpanjangan selama dua bulan untuk tanggal penutupan pembiayaan menjadi 6 Juni 2016. Perusahaan juga mengharapkan untuk mendapatkan penutupan pembiayaan untuk proyek ketenagalistrikan PT Tanjung Power Indonesia (TPI) dalam semester pertama tahun ini.