Jakarta-TAMBANG. Pemerintah disarankan untuk memanfaatkan momentum penurunan harga minyak dunia untuk membuat cadangan energi. Usulan itu dikemukakan Dewan Energi Nasional (DEN). Anggota DEN Andang Bachtiar mengatakan, cadangan penyangga energi dibuat dengan mengimpor minyak saat harga rendah.
“Minyak itu lantas disimpan di fasilitas yang ada,” kata dia, Rabu kemarin (14/1).
Lebih lanjut menurut Andang, meski di satu sisi penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi turun, pemerintah bisa memiliki tambahan ruang gerak fiskal karena beban subsidi minyak juga turun. Akibatnya, ada dana yang bisa dialokasikan untuk membangun cadangan strategis ini.
DEN meminta agar pemerintah bergerak cepat untuk mengevaluasi dan menyusun rencana pembentukan cadangan penyangga ini. Andang mengatakan, DEN siap untuk membantu menginventarisasi ketersediaan fasilitas penyimpanan dan kebutuhan pendanaan dalam waktu dua minggu.
Sambil menunggu pembangunan fasilitas penyimpanan baru, kata Andang, tempat yang sudah ada bisa dimanfaatkan. Misalnya dengan memanfaatkan kapasitas tak terpakai di depot bahan bakar minyak milik Pertamina, kilang, maupun tangki di fasilitas produksi milik Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang produksinya sudah menurun.
Alternatif lain menurut Andang adalah menginjeksikan minyak eks-impor itu ke sumur-sumur tua yang sudah tidak lagi berproduksi.
“Ketika dibutuhkan baru digali. Teknologi ini sudah ada di Amerika Serikat lebih dari 40 tahun,” ujarnya.
Di sisi lain Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin mengatakan perlu waktu panjang untuk mewujudkan cadangan penyangga. Sebab perlu waktu untuk studi dan pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di dalam negeri.