Egenius Soda
[email protected]
Jakarta-TAMBANG. BUMN baja PT Krakatau Steel,Tbk mengaloksaikan belanja modal tahun 2015 sebesar US$275-300 juta. Dana tersebut diantaranya akan dimanfaatkan untuk membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 2x 80 MW dan dermaga di Cilegon. Selain itu sebagian lagi akan digunakan untuk membiayai kelanjutan pabrik peleburan baja bertanur tinggi (blast furnace) di Krakatau Industrial Estate Cilegon,Banten.
Pembangunan pembangkit listrik menjadi kebutuhan perusahaan baja nasional ini untuk menekan biaya energi. Diperkirakan perseroan akan menghemat biaya energi antara 30%-35%. Total dana yang dibutuhkan sekitar US$80 juta. Sebelumnya perseroan berencana membangun pembangkit dengan kapasitas yang lebih besar lagi yakni 5×80 MW namun rencana tersebut terganjal kinerja keuangan sehingga proyek yang dibidik adalah proyek yang bisa cepat menghasilan pendapatan.
Pabrik peleburan baja bertanur tinggi (blast furnace) akan meningkatkan produksi baja perseroan dari 3,15 juta ton pada 2013 menjadi 7,15 juta ton pada 2018, atau meningkat 127%. Dengan demikian perseroan juga bakal mendorong pertumbuhan pendapatan non baja menjadi US$644 juta. Salah satu sumbernya berasal dari fasilitas dermaga milik perusahan yang dikelola anak usahanya PT Krakatau Bandar Samudra.
Dermaga ini nantinya akan mampu menampung kapal berukuran 30 ribu-200 DWT. Sehingga diperkirakan dapat memberi kontribusi tambahan pendapatan sebesar US$28 juta per tahun atau sekitar Rp.280 miliar.
Sampai sekarang tantangan terbesar yang dialami salah satu produsen baja terbesar Indonesia ini adalah harga baja dunia yang cenderung melemah. Faktor pelemahan ekonomi globa khusus Cina menjadi salah satu penyebabnya. Belum lagi ada kebijakan bebas bea masuk impor baja sebagai akibat kesepakatan ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah menyebabkan membanjirnya produk baja dari Cina. Selain itu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika juga turut berpengaruh.