Jakarta,TAMBANG,- Uni Eropa baru saja menerbitkan Undang-undang terkait dengan bahan baku kritis. Beleid ini disebut sebagai upaya Uni Eropa dalam melihat ketersediaan mineral kritis yang diyakini akan sangat dibutuhkan dimasa yang akan datang. Secara khusus atuan terbaru ini akan fokus pada lithium dan mineral tanah jarang.
Dalam pidato kenegaraannya, Ursula Von der Leyen mengatakan bahwa hampir 90% tanah jarang dan 60% lithium diproses di China. “Satu negara saat ini mendominasi hampir seluruh pasar. Kita harus menghindari ketergantungan lagi, seperti minyak dan gas,” ungkap Ursula.
Oleh karenanya lewat regulasi yang baru ini, UE akan mengidentifikasi proyek strategis potensial di sepanjang rantai pasokan dan membangun cadangan di mana pasokan berisiko. “Kami tahu pendekatan ini bisa berhasil. Lima tahun lalu, Eropa meluncurkan Battery Alliance. Dan segera, dua pertiga dari baterai yang kita butuhkan akan diproduksi di Eropa. Tahun lalu, saya mengumumkan European Chips Act. Dan pabrik chip pertama akan mulai beroperasi dalam beberapa bulan mendatang. Kami sekarang perlu meniru kesuksesan ini,” tambahnya lagi.
Dalam penjelasan seperti yang ada dalam siaran pers bahwa Undang-Undang Bahan Baku Kritis ini memberikan pemahaman bersama tentang bahan baku kritis mana yang dapat dianggap sangat strategis. Sehingga diperlukan penetapan kriteria untuk mengidentifikasi bahan mentah yang memiliki relevansi strategis khusus untuk transisi energi dan kebutuhan pertahanan. Termasuk di dalamnya terkait dengan kepentingan ekonomi, konsentrasi pasokan, aplikasi strategis, dan perkiraan kesenjangan pasokan.
“Saya telah melihat secara langsung kualitas dan pengetahuan yang tertanam di badan bahan baku nasional. Tetapi tanpa tindakan skala Eropa, kita akan kehilangan sinergi sementara beberapa Negara Anggota akan terus mengembangkan kapasitas yang lebih kuat daripada yang lain. Kita perlu membangunnya untuk menciptakan jaringan agen bahan mentah Eropa yang sebenarnya dan mengantisipasi risiko,”tandas Ursula.
Menurutnya jaringan ini akan mengembangkan kemampuan pemantauan dan pengujian yang lebih mendapat untuk memungkinkan industri mengantisipasi risiko gangguan, kenaikan harga atau kekurangan dan mengambil keputusan diversifikasi, peningkatan stok dan investasi yang tepat.
Hal lain yang juga disorot disana terkait dengan aspek rantai pasokan yang lebih tangguh. Komisi Uni Eropa memandang perlu untuk membangun rantai pasokan yang lebih tangguh, mendukung proyek, dan menarik lebih banyak investasi swasta mulai dari pertambangan hingga pemurnian, pemrosesan, dan daur ulang. Sambil memastikan standar sosial dan lingkungan tertinggi sesuai dengan cara Eropa.
Untuk itu Komisi Uni Eropa merasa perlu membuat daftar Proyek Strategis – yang akan diberi label sebagai kepentingan Eropa – berdasarkan proposal dari Negara Anggota. Proyek-proyek ini dapat memperoleh manfaat dari prosedur yang disederhanakan dan akses keuangan yang lebih baik.
“Sehingga waktu dari dimulainya pekerjaan eksplorasi hingga pembukaan tambang atau fasilitas pemurnian tidak lagi membutuhkan waktu puluhan tahun,”tandas Ursula .
Diterangkan juga bahwa aliansi industri di bidang baterai, chip, dan hidrogen telah berhasil membantu membangun kemitraan, mengidentifikasi jalur proyek, memobilisasi pendanaan swasta dan publik, dan mengatasi tantangan regulasi. “Kita sekarang perlu meniru kesuksesan ini.” Ungkap Ursula von der Leyen.
Untuk memobilisasi investasi yang diperlukan demi meningkatkan upaya dalam hal bahan mentah yang penting, Uni Eropa akan meningkatkan partisipasi keuangan ke Proyek Penting untuk Kepentingan Eropa Bersama dan membuat Dana Kedaulatan Eropa yang baru.
Lewat kehadiran UU ini, pihak Uni Eropa menargetkan setidaknya 30% dari permintaan UE untuk litium olahan harus berasal dari UE pada tahun 2030, atau untuk memulihkan setidaknya 20% elemen tanah jarang yang ada dalam aliran limbah yang relevan pada tahun 2030.
Uni Eropa juga memastikan dalam upaya mengamankan pasokan lithium dan mineral tanah jarang akan tetap memperhatikan aspek lingkungan. Akan ada banyak skema sertifikasi kinerja lingkungan dan sosial dari kegiatan pertambangan yang ada saat ini. Eropa dapat memimpin untuk merasionalisasi dan mengkonsolidasikan skema sertifikasi tersebut. Sehingga kegiatan untuk mendapat bahan baku di UE dapat berdaya saing internasional dan n menarik investasi swasta.