Beranda Mining Services Dampak Climate Change, Permintaan Energi Fosil Bakal Turun

Dampak Climate Change, Permintaan Energi Fosil Bakal Turun

Jakarta-TAMBANG. Salah satu tantangan dari kelangsungan industri berbasis energi fosil di masa depan adalah isu lingkungan. Dan hal itu sebenarnya sudah dirasakan setidaknya oleh perusahaan migas dan tambang batu bara. Beberapa negara yang mulai beralih ke energi baru dan terbarukan mengurangi konsumsi batu bara dan BBMnya.

Sebuah studi yang dilakukan Barclays’s Plc menyebutkan dalam 25 tahun ke depan industri berbahan bakar fosil berisiko kehilangan pendapatan sebesar UD$33 triliun. Hal ini disebabkan karena ancaman pemanasan global yang mendorong perusahaan untuk meninggalkan minyak, gas alam dan batu bara. Di tambah lagi ke depan Pemerintah juga mulai mendorong pengembangan energi berisih lewat regulasi dan juga upaya lain.
Fenomena ini tentu akan menjadi peringatan bagi perusahaan-perusahaan tambang dan migas untuk mengantisipasi hal tersebut.

Mark Lewis, Kepala Barclays’s oh European Ultilities Equity Research dalam sebuah diskusi seperti yang diberitakan Mining Weekly.com meyebutkan bahwa ke depan pemerintah mengadopsi kebijakan lingkungan yang lebih ketat, ada peningkatan risiko bahwa deposito yang belum dimanfaatkan perusahaan ‘minyak, gas dan batubara.

“Akan ada permintaan yang lebih rendah untuk bahan bakar fosil di masa depan, dan menurut definisi itu berarti harga yang lebih rendah” tandasnya. Oleh karenanya menurut Lewis perusahaan migas dan batu bara perlu mengantisipasi fenomena ini.