Jakarta, TAMBANG – Lagi-lagi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berulah, yang berdampak negatif terhadap bursa saham. Pernyataan Trump yang mengejek Rusia terkait misil yang akan diluncurkan ke Suriah, membuat bursa saham Asia cenderung melemah.
Binaartha Institutional Research pada Jumat (13/4) menganalisis, Nikkei melemah dengan tekanan pada saham-saham produsen otomotif dan migas. Pelemahan diikuti indeks Kospi dengan tekanan pada saham-saham elektronik; serta ASX yang turun setelah aksi ambil untung pada saham-saham material dan energi.
Begitupun dengan saham-saham China yang juga berbalik melemah. Pelaku pasar khawatir komentar Trump tersebut dapat menyulut kenaikan tensi geopolitik.
Sementara di zona Eropa, laju bursa saham Eropa kembali berbalik menguat setelah Presiden Trump mengklarifikasi pernyataannya terkait posisi AS di Suriah. Indeks Pan-European Stoxx600 menguat 0,7 persen dengan dukungan mayoritas saham.
Sektor teknologi kembali diburu pelaku pasar sehingga mampu memimpin kenaikan. Kondisi ini diikuti dengan penguatan pada saham-saham berbasiskan bank dan asuransi serta _basic resources_.
Berbalik dengan Asia, pergerakan berbeda terjadi di AS. Mulai adanya ekspektasi akan kinerja kuartal pertama dari para emiten AS dan klarifikasi Presiden Trump terhadap posisi AS di Suriah memberikan dorongan pada kenaikan sejumlah indeks saham AS. Trump menyampaikan bahwa AS tidak bermaksud untuk menyerang Suriah. Adapun komentar dalam Twitter sebelumnya hanya untuk menyindir Rusia yang membina hubungan dengan Suriah.
Saham-saham bank mampu memimpin kenaikan. Pelaku pasar menantikan rilis kinerja dari emiten Citigroup, J.P Morgan, dan Wells Fargo. Kenaikan juga dipicu turunnya klaim pengangguran sebanyak 9 ribu ke level 233 ribu.