Jakarta-TAMBANG. Pertemuan tahunan para pemangku kepentingan di sektor pertambangan batu bara tingkat Asia, Coaltrans Asia 2017 kembali digelar di Bali. Coaltrans yang tahun ini diselenggarakan untuk ke-23 kalinya dibuka oleh Staf Ahli Menteri ESDM Satry Nugraha mewakili Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Satry yang membacakan sambutan Menteri ESDM menegaskan kembali peran batu bara sebagai salah satu sumber energi nasional. Sejauh ini konsumsi terbesar batu bara domestik di sektor ketenagalistrikan.
“Sebagian besar batu bara dimanfaatkan di pembangkit listrik. Ke depan konsumsi nasional akan meningkat seiring dengan program listrik 35 GW yang kemudian direvisi menjadi 19 GW sampai tahun 2019,” ungkap Satry di Bali (15/5/2016).
Jika program ini berjalan baik maka kebutuhan batu bara nasional akan meningkat. Oleh karenanya Pemerintah pun mulai mewacanakan untuk melakukan pembatasan produksi nasional. “Namun di sisi lain, Negara membutuhkan pemasukan dalam bentuk panjak dan PNBP termasuk dari sektor pertambangan batu bara untuk membiayai pembangunan,” tandasnya.
Untuk diketahui, Coaltrans Asia dilaksanakan setiap tahun di Bali dihadiri lebih dari 700 pelaku usaha di sektor pertambangan batu bara. Kegiatan ini akan menjadi media untuk membangun jaringan, membuat kesepakatan dan menemukan konten terbaru.
Tidak hanya itu lewat acara seminar, dibahas tentang kondisi dan peluang pasar batu bara global dan Asia. Juga ada presentasi dan pemikiran dari para pemimpin industri, wawancara dan diskusi panel interaktif.
Wakil Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menilai event ini sangat penting karena bisa memberikan harapan untuk pasar batubara yang berkembang. “Coaltrans Asia memberikan harapan untuk pasar batubara yang berkembang,” ujarnya.