Bengkulu-TAMBANG. Bencana alam tanah longsor yang berlangsung pukul 04:30 WIB tanggal 28 April 2016, telah menyebabkan tertimbunnya lokasi Cluster A Project Hululais yang terdapat aset-aset produksi PT Pertamina Geothermal Energy. Longsoran tersebut berasal dari Bukit Beriti Besar atau Gedong Hululais yang berjarak sekitar 2.5 km dari lokasi Cluster A.
Saat kejadian, beberapa pekerja mitra PGE sedang bertugas melakukan monitoring sumur dan pengawasan water pump station (WPS) yang digunakan untuk suplai air bagi operasi pemboran yang di lokasi cluster lain (cluster Q). Informasi dari lapangan dilaporkan bawa curah hujan yang cukup tinggi selama sepekan terakhir di wilayah Lebong – Bengkulu, bahkan malam sebelum terjadinya longsoran hujan juga turun dengan lebat disertai angin kencang mulai pukul 18.00 s/d 22.30 WIB. Dalam peristiwa tersebut, satu orang pekerja telah ditemukan meninggal dunia akibat tertimbun tanah, empat orang mengalami luka berat dan empat orang lainnya sampai saat ini belum ditemukan.
PT Pertamina Geothermal Energy dengan dibantu aparat terkait saat ini masih berupaya membuka akses ke lokasi timbunan longsoran untuk mencari dan evakuasi korban yang belum ditemukan serta membersihkan tanah longsoran. Saat ini korban luka dan meninggal sudah di bawa ke RS untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Lokasi Proyek Hululais terletak di terletak di Kabupaten Lebong, Propinsi Bengkulu yang berjarak sekitar 180 km dari kota Bengkulu. Melalui project Hululais, PGE diharap mampu menyumbang listrik sebesar 1×55 MW pada Januari 2018 dan tambahan 1×55 MW pada Desember 2019.