Jakarta,TAMBANG,-Tinggal tiga bulal lagi Blok Rokan akan dialihkelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan. Terkait hal ini, PT CPI memastikan pemenuhan kewajiban terminasi dan transisi terus berjalan secara sistematis dan terstruktur. Dikatakan bahwa aspek-aspek utama dalam proses itu menunjukkan kemajuan signifikan guna menjaga keberlangsungan operasi dan tingkat produksi baik sebelum maupun sesudah tanggal 9 Agustus mendatang.
”Tim PT CPI terus bekerja keras untuk mewujudkan proses terminasi dan transisi yang selamat, andal, dan lancar. Blok Rokan merupakan aset strategis yang penting bagi penerimaan negara dan daerah, perekonomian masyarakat, serta ketahanan energi nasional,” ungkap Albert Simanjuntak selaku Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit & Presiden Direktur PT CPI.
Aspek-aspek utama dalam proses terminasi adalah checklist terminasi sesuai aturan pemerintah, pelaporan aset, dan penutupan laporan proyek. Sedangkan untuk proses transisi, aspek-aspek utamanya seperti program pengeboran; teknologi informasi; migrasi data; manajemen kontrak barang dan jasa; prosedur operasional dan perizinan kerja; sumber daya manusia (SDM); dan lain-lain.
”Kemajuan dari aspek-aspek utama itu sangat signifikan dan diharapkan tuntas sebelum alih kelola nanti,” lanjut Albert.
Diterangkan pula untuk proses terminasi, PT CPI telah melengkapi dokumen PSC termination checklist provisional pada 25 Februari 2021. Kemudian pelaporan aset sudah mencapai 81 persen, di mana sekitar 109 ribu aset telah selesai diperiksa fisik dan dilaporkan. Sedangkan penutupan laporan proyek mencapai 70 persen, atau sekitar 2.940 laporan yang sudah selesai.
Sebagai bagian dari pemantauan, saat ini tengah berlangsung proses verifikasi dan validasi (V&V) data eksplorasi dan eksploitasi Blok Rokan oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) ESDM dan SKK Migas. Proses V&V dilakukan terhadap sekitar satu juta item dokumen cetak, media magnetik dan optikal, serta sampel batuan. Prosesnya diperkirakan tuntas pada bulan Mei ini.
Program pengeboran di Blok Rokan pun masih terus berjalan untuk menjaga tingkat produksi. Sejak dimulai akhir Desember 2020 lalu, hingga saat ini PT CPI berhasil mengebor 55 sumur, termasuk di antaranya 11 sumur konversi, dengan mengoperasikan enam rig pengeboran dan satu rig konversi.
Proses pengadaan rig tambahan sedang berjalan untuk memenuhi target pengeboran 192 sumur di Blok Rokan oleh PT CPI dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada tahun ini. ”Kami terus berkoordinasi intensif dengan SKK Migas dan PHR agar program pengeboran dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kolaborasinya sangat solid karena semua pihak memiliki semangat dan komitmen yang sama,” tutur Albert.
Organisasi dan SDM
PT CPI juga berupaya memastikan kesiapan para pegawainya. ”Kinerja Blok Rokan yang kokoh selama ini tidak lepas dari faktor sumber daya manusia dibelakangnya, yakni para pegawai dengan keahlian, budaya dan etos kerja yang telah tertanam. Kami optimistis bahwa mereka akan mampu mempertahankan kinerja Blok Rokan dan dapat berkontribusi signifikan bagi perusahaan yang baru,” tegas Albert.
PT CPI telah menyerahkan seluruh data kepegawaian dan organisasinya kepada SKK Migas. Seiring alih kelola Blok Rokan, hampir seluruh pegawai PT CPI akan beralih status kepegawaian ke operator yang baru.
Dalam menyiapkan para pegawainya, PT CPI telah menyiapkan kapabilitas organisasi, menggelar berbagai forum komunikasi maupun program pembekalan, di antaranya persiapan teknis transisi, pengembangan mental yang positif menghadapi perubahan, hingga pengelolaan finansial. PT CPI merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau.
Dalam mengoperasikan blok Rokan, PT CPI bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas. Dengan inovasi dan komitmen karyawan yang sangat terampil dan berdedikasi, PT CPI telah mengembangkan lapangan Rokan atas nama Pemerintah Indonesia yang kemudian menjadi salah satu lapangan minyak mentah terbesar di Indonesia.