Jakarta-TAMBANG.Pasca kebakaran yang terjadi di sumur RDG-47 Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, kemarin (8/2), Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam gelar Safety Stand Down. Tujuannya, mengingatkan kembali perihal pentingnya pemahaman dan implementasi aspek health, safety, security, environment (HSSE) di industri hulu migas yang sangat erat dengan faktor resiko. Saat safety stand down, seluruh kegiatan dihentikan. Semua berkumpul untuk membicarakan bagaimana meningkatkan keselamatan kerja.
“Saya mewakili jajaran direksi Pertamina mengajak dan menghimbau seluruh pekerja dan mitra Pertamina terutama yang bergerak di sektor hulu, agar semakin memperhatikan faktor hsse. Terapkan HSSE Golden Rules yaitu Patuh, Peduli, Intervensi. Hal ini berlaku untuk semua pihak yang terkait dengan industri ini”, jelas Syamsu Alam, di kantor Pertamina EP, Jakarta, Selasa (9/2).
Lebih lanjut, Syamsu menyampaikan bahwa kewajiban bagi seluruh pihak agar saling mengingatkan akan komitmen tinggi dalam menerapkan sistem manajemen HSSE dan mematuhi prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
“Di awal 2016, kami membuat komitmen tentang Zero Tolerance untuk HSSE. Dalam artian bahwa kami berkomitmen untuk tunduk dan patuh terhadap pengelolaan faktor HSSE dalam setiap operasi yang kami jalankan. Maka apabila terjadi hal terkait safety tentu akan kami pertimbangkan kebijakan terkait rewards and concequences”, tegas Syamsu Alam.
Sebelumnya, Tim Penanggulangan Keadaan Darurat PT Pertamina EP Field Jatibarang berhasil memadamkan kebakaran yang terjadi di sumur RDG-47 saat tengah ada aktivitas reparasi sumur dengan Rig Pumpindo PEP 08.
Rig tersebut tengah melakukan aktifitas reparasi sumur RDG-47. Pada saat operasi dinihari tiba-tiba muncul api dari arah tangki kemudian api menyebar ke arah rig di area sumur yg mengakibatkan rig terbakar diantara cellar meja bor tangki. “Benar bahwa hari senin kemarin terjadi kebakaran di area sumur RDG-47 Field Jatibarang. Dan sekitar Senin pagi, pukul 06.45 WIB api berhasil dipadamkan”, ujar Syamsu Alam.
Atas kejadian tersebut, tambah Syamsu, aktifitas reparasi sumur dilakukan stop operasi. Operasi akan dimulai kembali setelah proses investigasi dan perbaikan tuntas dilakukan. Sebelum melakukan safety stand down, Syamsu menyempatkan diri menjenguk korban yang sedang menjalani perawatan di Instalasi Luka Bakar Rumah Sakit Pertamina Pusat.
“Hingga pagi ini total korban meninggal dunia dua orang. Sedangkan lima korban luka tengah mendapatkan perawatan dari RSPP. Sekali lagi, kami sangat menyesalkan kejadian ini dan kami berkomitmen untuk memberikan pengobatan semaksimal mungkin. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan kami turut berduka cita”, jelas Syamsu. Ia berharap, kejadian serupa tak terjadi lagi.