Jakarta, TAMBANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif tengah mendorong kemudahan berinvestasi di industri hulu minyak dan gas (migas) melalui sejumlah kebijakan, salah satunya melalui perjanjian kontrak yang fleksibel.
“Selanjutnya, untuk menarik investasi hulu di Indonesia, Pemerintah telah melakukan berbagai terobosan kebijakan, melalui fleksibilitas kontrak yaitu PSC Cost Recovery atau PSC Gross Split,” terangnya dalam Convex IPA 2022, dikutip Kamis (22/9).
Kebijakan lainnya adalah melalui peningkatan syarat dan ketentuan pada tahap lelang, insentif fiskal dan non-fiskal, perizinan online, dan penyesuaian regulasi untuk non-konvensional.
Lebih jauh, Arifin mengatakan bahwa Pemerintah akan melakukan revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi dengan memberikan kemudahan berusaha dan kepastian kontrak
Kemudahan investasi di hulu migas menurut Arifin sangat penting mengingat Indonesia memiliki banyak cekungan yang belum dieksplorasi dan dieksploitasi. Cekungan yang belum dieksplorasi mencapai 70 kawasan.
“Kami memiliki 70 potensi cekungan yang belum dieksplorasi untuk ditawarkan kepada para investor. Kami juga akan mengakselerasi eksplorasi di 5 Wilayah Kerja (WK) di Indonesia Timur, yakni Buton, Timor, Seram, Aru-Arafura, dan West Papua Onshore,” imbuhnya.
Saat ini, terdapat 4 proyek migas yang menjanjikan, yaitu Indonesian Deepwater Development (IDD) Gendalo dan Gehem, Jambaran Tiung Biru, Lapangan Abadi, dan Tangguh Train-3, yang diperkirakan akan meningkatkan produksi minyak dan gas bumi mencapai 65.000 BOPD dan 3.484 MMSCFD, dengan total investasi lebih dari USD37 miliar.
Untuk meningkatkan produksi migas, Kementerian ESDM akan mengumumkan Lelang WK Migas Tahap 2 di tahun 2022 ini, terdiri dari 5 WK untuk penawaran langsung, 1 WK penawaran langsung Blok Paus, 1 WK untuk lelang reguler, dan 1 WK penawaran langsung untuk West Kampar.
Di sisi lain, Pemerintah juga tengah berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi untuk mencapai target 1 juta barel minyak perhari (Barrel Oil Per Day/BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik perhari (Billion Standard Cubic Feet per Day/BSCFD), dengan berbagai strategi.
“Strategi untuk mencapai target-target tersebut antara lain optimalisasi produksi eksisting, transformasi sumber daya untuk produksi, akselerasi Chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) dan eksplorasi yang masif untuk penemuan besar, serta pengembangan minyak dan gas bumi non-konvensional,” bebernya.