Banyuwangi, TAMBANG – PT Bumi Suksesindo terus menjalankan kewajiban reklamasi di area tambang. Dalam prosesnya, anak usaha Merdeka Copper Gold ini mengandalkan metode benih air atau hydroseeding untuk menebar bibit tanaman reklamasi.
Rehabilitation Officer Bumi Suksesindo, Rizki Marlinda menuturkan, metode ini digunakan untuk area yang karakternya miring dan sulit dijangkau.
“Hydrodroseeding itu air tapi sudah ada bibitnya. Hydroseeding untuk area miring dan susah dijangkau. Kita pakai coconut baru disemprot,” ujarnya saat dijumpai di site Bumi Suksesindo, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (31/1).
Menurutnya, area yang miring itu tidak direklamasi secara manual, tidak ditanami bibit satu per satu, tapi lahan yang hendak direhabilitasi tersebut disiram dengan air yang di dalamnya sudah diisi benih.
Di tahun 2019, area yang direklamasi menggunakan metode hydroseeding mencapai 6,4 hektare. Sedangkan secara keseluruhan di tahun yang sama, Bumi Suksesindo mereklamasi hingga 32 hektare.
“Tahun lalu 6,4 hektare khusus hydroseeding saja. Kalau total 32 haktare,” kata Rizki.
Angka kewajiban tersebut melebihi area yang sebenarnya diajukan untuk dipakai oleh perusahaan dengan luas sekitar 900 hektare. Secara regulasi, aktivitas tambang di Pulau Jawa memang mewajibkan reboisasi dua kali lipat dari luas area yang digunakan.
“Di Jawa luas lahan kompensasi yang harus direboisasi dua kali lipat. Karena luas tutupan hutan kurang dari 30 persen di Jawa. Kita 2000 hektare kompensasinya, karena konsesi sekitar 900 hektare. Dan yang terpakai hanya sekitar 700 hektare saja, memang rencana (penggunaan) tidak sampai 900 hektare,” pungkasnya.
Berdasarkan pemantauan tambang.co.id, bibit yang ditanam di salah satu area reklamasi sudah mencapai ukuran 5-6 meter, dengan usia tanam sekitar 2-3 tahun. Kegiatan reklamasi ini dilakukan secara pararel dengan operasional tambang.