Beranda Korporasi BSSR Incar Tambahan Produksi Batu Bara Sebesar 40 Persen

BSSR Incar Tambahan Produksi Batu Bara Sebesar 40 Persen

Jakarta, TAMBANG – PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) mengincar tambahan produksi batu bara sebesar 40 persen tahun ini. Volumenya diperkirakan menjadi 14-15 juta ton.

Tambahan tersebut dikejar memanfaatkan peluang kuota produksi nasional yang tahun ini dipatok sebesar 625 juta ton, naik 75 juta ton dari target sebelumnya yang dicanangkan 550 juta ton.

“Kira-kira 40 persen lebih tinggi dari 2020 antara 14 juta-15 juta ton tahun ini target produksi BSSR,” kata Direktur Utama BSSR, Widada saat paparan publik virtual, Jumat (7/5).

Tahun lalu, BSSR mencatatkan produksi batu bara sebesar 10,58 juta ton. Rinciannya dari anak usahanya PT Antang Gunung Meratus sebesar 8,61 juta ton dan BSSR sebesar 1,96 juta metrik ton. Sebagai informasi, volume tersebut turun dari realisasi 2019 yang sebesar 11,86 juta metrik ton.

Pada tahun 2020, pendapatan BSSR tercatat sebesar USD 331,46 juta dengan laba bruto USD 99,91 juta dan EBITDA USD 56,18 juta. Laba usaha perseroan tercatat USD 41,29 juta, dengan laba sebelum pajak USD 40,84 juta dan laba bersih USD 30,52 juta.

Untuk menopang tambahan produksi, BSSR mencanangkan belanja modal sebesar USD 28 juta guna menunjang operasional. Adapun sumber dana tersebut sebaguan diperoleh dari bank.

Dengan adanya tambahan produksi itu, kata Widada, pihaknya optimis pendapatan BSSR akan melonjak dibanding tahun lalu. Ditambah lagi, tren harga batu bara saat ini tengah moncer.

“Kalau harga bertahan seperti sekarang,  kita akan membukukan angka net profit lebih besar dari tahun 2020,” ungkap Widada.

Tambahan produksi batu bara BSSR dibidik untuk dijual ke pasar tradisional, yakni Tiongkok dan India. Saat ditanya mengenai kondisi India yang tengah dilanda gelombang besar Covid-19, Widada mengaku sejauh ini tidak ada pengaruh terhadap penjualan perseroan.

“Distribusi penjualan kita masih di sekitar India dan Tiongkok. Kita tahu  Covid-19 di India lagi tinggi-tingginya, tapi penjualan kita masih dijalankan, tidak terganggu. Pengapalan kita yang sudah kontrak masih sesuai jadwal,” beber Widada.

Untuk diketahui, porsi penjualan ke India di tahun lalu sebesar 21,40 persen, ke Tiongkok sebesar 23, 82 persen, ke Jepang, Filipina, Vietnam, dan Taiwan sebesar 13,03 persen, ke Korea Selaran sebesar 3,51 persen. Pangsa pasar terbesarnya sebanyak 38,24 persen berada di domestik.