Cirebon-TAMBANG. Meski harga minyak mentah belum beranjak naik tapi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. optimis dapat mengejar target pertumbuhan kredit proyek minyak dan gas bumi sebesar Rp6,72 triliun pada 2016.
Senior Vice President of BRI Oil, Gas, and Energy Desk, Amam Sukriyanto mengatakan sejak fokus mengurusi pembiayaan proyek migas lima tahun lalu, nilainya selalu meningkat. terlebih semenjak tercetusnya proyek listrik 35.000 MW.
“Pada 2010 pencapaian kredit migas sebesar Rp2,1 triliun, sejak itu nilainya terus naik. Tahun ini total kredit untuk proyek energi mencapai Rp11,2 triliun, 60% diantaranya masuk ke kredit migas,” ucapnya pada Media Gathering SKK Migas di Cirebon, Sabtu (19/12).
Ia bercerita, pembiayaan kredit migas mulai menunjukkan peningkatan yang luar biasa sejak 2014 hingga tahun ini. Di 2014, pertumbuhan kredit industri Migas sebesar Rp5,429 triliun, dari plafond Rp7,759 triliun. Berlanjut di tahun 2015 naik ke angka Rp11,204 triliun dari plafond Rp17, 240 triliun atau naik 65% dari pencapaian target. Peningkatan itu diamini oleh proyek listrik yang dicanangkan pemerintah.
Pembiayaan kredit itu, terbagi ke dalam sektor upstream dan downstream. Ia menjelaskan yang masuk dalam upstream yaitu yang berhubungan dengan kegiatan korporaksi seperti eksploitasi atau produksi dengan bagian driling, lifting oil dan distribusinya. Sedangkan downstream, yang masuk ke dalam ritel yaitu oil refinery dan transportasi (terminal BBM, LPG, Oil tank serta pipeline. Kemudian SPBU dan SPBE).
“Kami belum menyentuh pembiayaan untuk eksplorasi lantaran besarnya risiko gagal,” kilahnya.