Jakarta, TAMBANG – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengajak masyarakat Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, untuk membangun sub penyalur resmi BBM. Pasalnya, SPBU yang tersedia belum sepenuhnya mampu menjangkau ke pelosok-pelosok desa di Saumlaki.
Dengan dibangunnya sup penyalur resmi, diharapkan bisa mengentas keterbatasan jarak yang selama ini membuat BBM tak terdistribusi secara merata.
“Bahwa Sub Penyalur berbicara tentang bagaimana menjamin ketersediaan dan pendistribusian BBM bagi masyarakat hingga ke pelosok daerah di Indonesia, khususnya untuk daerah Indonesia Timur.” Kata Komite BPH Migas, M Lobo Balia melalui sambutannya dalam acara ‘sosialisasi implementasi sub penyalur’ di Saumlaki, Selasa (14/8).
Agenda tersebut menginformasikan dan mengedukasi masyarakat setempat, tentang sub penyalur BBM sebagai perpanjangan tangan program BBM Satu Harga yang diselenggarakan secara nasional.
Sejauh ini, di Maluku Tenggara Barat, hanya terdapat lima penyalur resmi, yang terdiri dari tiga SPBU reguler, satu SPBU Kompak, dan satu SPBUN. Pasalnya, infrastruktur yang belum merata jadi kendala minimnya jumlah penyalur resmi ini. Imbasnya, ketersediaan dan pendistribusian BBM di Maluku jadi terbatas.
Hal senada disampaikan oleh Anggota Komisi VII DPR RI, Mercy Chriesty Barend bilang, masyarakat dan para pelaku usaha perlu dibimbing untuk menciptakan pola untuk mengakses BBM.
“Kami berusaha agar pemerintah dan Pertamina dapat membangun Depot BBM secara khusus di Maluku Tenggara Barat. Dalam waktu dekat ini direncakan akan diresmikannya 1 penyalur BBM Satu Harga yang akan dibangun di Desa Batu Putih” ungkap Mercy Chriesty.