Jakarta, TAMBANG- India akan menjadi negara dengan pertumbuhan konsumsi energi yang cukup kuat. Hal itu pula yang memunculkan keyakinan, India akan melampaui China sebagai pengerak pertumbuhan energi global hingga tahun 2040 nanti.
Hal tersebut tertuang dalam kajian BP Energy Economic , yang dikeluarkan dalam rilis BP Energy Outlook 2018. Kepala Ekonomi BP Spencer Dale mengatakan, jika dilihat pola pertumbuhan kebutuhan energi di China mulai melambat . Tongkat tersebut kini mulai beralih ke India, sebagai sumber pertumbuhan energi yang dominan.
Penurunan terlihat dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi batu bara China mulai berkurang. “”Tapi anjloknya konsumsi batu bara di China dan negara anggota OECD diimbangi pertumbuhan permintaan batu bara di India dan negara Asia Tenggara lainnya,” kata Spencer Dale, dalam rilis BP Energy Outlook 2018.
Meski demikian, China sampai sekarang masih menjadi faktor penentu utama bagi Industri batu bara global. Negara ini selain sebagai produsen juga merupakan konsumen terbesar. Bahkan dari riset tersebut ditegaskan China masih akan menguasai 40 persen pasar batu bara global hingga 2040. Oleh karenanya apa pun yang terjadi di China, akan berpengaruh pada pasar batu bara.
Masih dalam riset tersebut disebutkan penurunan konsumsi batu bara dalam beberapa tahun ini, akan berlanjut ke masa mendatang karena faktor China. Negara ini telah menekan konsumsi batu baranya dengan alasan lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah China menutup beberapa pembangkit listrik berbasis batu bara.
Selain itu konsumsi batu bara di negara-negara anggota OECD juga turun. Ini terjadi ditengah semakin kuatnya tekananan terhadap upaya pemulihan lingkungan. Selain itu khusus Amerika Serikat terjadi karena penemuan dan juga produksi shale gas.
Meski demikian bukan berarti permintaan untuk salah satu sumber energi termurah ini tidak tumbuh. Beberapa negara seperti India dan negara-negara berkembang di belahan Asia menunjukkan trend peningkatan. Kondisi ini ditopang pertumbuhan ekonomi dari negara-negara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi mendorong industrialisasi yang akhirnya meningkatkan kebutuhan energi. India mencatat pertumbuhan pasar terbesar. Permintaannya meningkat lebih dari 10 persen pada tahun 2016 dan akan terus meningkat hingga 2040. Sayang kenaikan permintaan belum mengimbangi penurunan konsumsi di China. Sehingga secara global permintaan bergerak flat bahkan cenderung turun.
Ada trend lain yang juga ditemukan dalam riset tersebut, dimana penggunaan gas alam akan tumbuh jauh lebih kuat daripada minyak atau batubara. Pertumbuhan ini akan terjadi khususnya di sektor listrik dan industri. Ini yang akan mendorong peningkatan permintaan gas oleh negara-negara berkembang. Salah satunya dengan biaya rendah dan semakin banyak tersedia di seluruh dunia, karena pasokan gas alam cair meningkat.
Chief Executive World Coal Association (WCA) Benjamin Sporton, dalam merespon outlook energy BP khusus terkait batu bara menyampaikan beberapa hal. Ia mengakui bahwa sistem energi dunia memang tengah berubah seiring dengan dorongan untuk mengurangi emisi karbon.
“Outlook Energi BP sesungguhnya menegaskan sejumlah riset independen lainnya yang menyebutkan, bahwa bahan bakar fosil termasuk batubara, akan tetap menjadi sumber energi yang dominan dalam bauran energi global sampai tahun 2040,”kata Benjamin Sporton.
Oleh karenanya sejalan dengan tujuan Paris Agreement sudah saatnya pelaku usaha mendorong pemanfaatan teknologi carbon capture, utilization and storage (CCUS).
“Itulah sebabnya World Coal Association telah lama meminta industri yang bergerak di bahan bakar fosil, untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam mendorong penyebaran dan pemanfaatan teknologi tersebut. Bagaimanapun, kita memiliki tujuan yang sama – untuk mengurangi profil emisi bahan bakar fosil sekaligus memastikan keamanan energi global,” tandas Benjamin.