PT Borneo Olah Sarana Sukses mencatatkan kinerja yang cemerlang sepanjang paruh pertama tahun ini. Produksi batu bara emiten berkode saham BOSS ini naik 46 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga akhir Mei 2019, Borneo Olah merealisasikan produksi batu bara sekitar 130 ribu ton. Sedangkan periode sebelumnya, torehan produksi berada di angka sekitar 90 ribu ton.
“Kami genjot produksi tahun ini karena prasarana dan infrastruktur sudah siap dengan tujuan meningkatkan pendapatan agar bisa naik dua kali lipat,” ungkap Direktur Keuangan Borneo Olah, Widodo Nurly Sumady saat menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST-LB) di Jakarta, Senin (17/6).
Prasarana dan infrastuktur yang dimaksud meliputi armada alat berat, yaitu excavator, grader, dozer, dan dump truck, serta persiapan infrastruktur pendukung produksi yakni floating conveyor di sungai Mahakam.
Untuk mendukung kinerja, Borneo Olah mendapat sokongan dana dari Bank Panin senilai Rp 55 miliar dan USD 8,7 juta pada Mei lalu. Sebelumnya, perseroan juga mendapat kucuran untuk pembelian alat berat senilai USD 2,9 juta dari BRI Multifinance pada bulan April 2019.
Selama kuartal pertama 2019, Borneo Olah meraih penjualan bersih sebesar Rp 101,78 miliar, naik 66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp 58,38 miliar.
Terkait laba bersih, perseroan juga mencatatkan kenaikan menjadi Rp 12,60 miliar, tumbuh pesat dari pencapaian periode sebelumnya sebesar Rp 1,32 miliar.
Untuk diketahui, Borneo Olah merupakan produsen batu bara kalori tinggi dengan sasaran ekspor ke pasar Jepang. Batu bara dengan kadar 6300 kcal itu dipakai untuk menghidupi pembangkit listrik yang minim polusi.