Jakarta – TAMBANG. PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) akhirnya menyampaikan klarifikasi terkait usulan penggantian direksi anak usahanya, yaitu Asia Resource Minerals Plc (ARMS). Keterangan tertulis itu disampaikan sebagai jawaban atas surat yang dilayangkan pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 8 Januari 2015.
“Perseroan yang merupakan pemilik 23,8% saham dari keseluruhan saham ARMS telah meminta agar usulan tersebut diputuskan lebih lanjut, dan dimintakan persetujuan para pemegang saham dalam sebuah Rapat Umum Pemegang Saham,” ungkap Kenneth Raymond Allan, Direktor Borneo Lumbung Energi, dalam surat tertanggal 12 Januari 2015.
Namun demikian, pihaknya menyangkal jika Borneo bermaksud menguasai ARMS melalui penempatan direksi yang diusulkan.
Pada tanggal 22 Desember 2014 silam, Borneo menyampaikan usulan pada Rapat Umum untuk mempertimbangkan pencopotan jabatan Sir Richard Gozney, Amir Sambodo, serta Hamish Tyrwhitt dari jajaran direksi ARMS. Sebagai gantinya, disodorkan nama Kenneth Raymond Allan, Kin Chan, Benjamin Alexander Wiley, dan Alexander Ramlie.
Dewan direksi ARMS melalui rilis yang dimuat di situsnya pada tanggal 6 Januari 2015 sendiri menilai usulan penggantian direksi disampaikan pada waktu yang tidak tepat. Selain kekhawatiran bahwa ARMS akan disetir oleh Samin Tan sebagai pemilik Borneo, pergantian direksi juga diyakini akan mengganggu agenda penyelesaian utang Berau Coal.
Namun tuduhan itu juga dibantah melalui klarifikasi Borneo, Senin (12/1). “Perseroan juga tidak bermaksud untuk menyebabkan ketidakpastian atas penyelesaian pembayaran utang obligasi PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), anak perusahaan ARMS,” kilahnya tanpa menyebutkan alasan mengapa pergantian direksi ARMS harus dilakukan.
Rapat Umum Pemegang Saham ARMS untuk memutuskan usulan pergantian direksi itu baru akan digelar Rabu, 4 Februari 2015 mendatang di London. Namun, ARMS sudah mengeluarkan edaran pada Senin (12/1) ini, agar para pemegang saham menolak usulan Borneo.
Sebelumnya, pada tanggal 9 Januari 2015, ARMS sudah mengumumkan pengunduran diri Bob Kamandanu dari posisi Direktur Utama. Untuk sementara, Wallace King yang saat ini menjabat sebagai Direktur Non-Eksekutif Independen akan mejalankan fungsi jabatan yang kosong itu.