Jakarta – TAMBANG. PT NS BlueScope Indonesia (BlueScope), pelopor produsen baja lapis ringan di Indonesia bersama dengan Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menandatangani nota kesepahaman kerja sama sebagai wujud komitmennya untuk optimalisasi potensi sumber daya yang dimiliki kedua belah pihak dengan prinsip keselarasan dan saling menguntungkan serta komitmen untuk membangun bangsa.
Sally Dandel, VP Marketing PT. NS BlueScope Indonesia dalam rilisnya mengatakan, Sebagai perusahaan pelopor industri pelapis baja di Indonesia selama 43 tahun yang memproduksi safety quality product, PT. NS BlueScope Indonesia menyadari bahwa, untuk terus memberikan added value bagi pelanggan tidak hanya dimulai dari material berkualitas, tetapi juga pelayanan dan instalasi yang tepat yang memiliki garansi keselamatan.
Maka untuk meningkatkan kompetensi aplikator, pentingnya menggandeng Sekolah Vokasi UGM sebagai salah satu lembaga pendidikan yang kredibel dan terakreditasi di Indonesia untuk memberikan pandangan pihak ketiga dalam penetapan standardisasi kurikulum aplikator (pemasang baja ringan) sehingga materi yang diberikan nantinya menjadi semakin kredible.
“Kami juga akan bekerja sama dalam hal pengujian material baja lapis ringan sebagai bagian dari komitmen kami untuk memberikan produk berkualitas dan sesuai standard,” jelas Sally Dandel.
Penandatanganan nota kesepahaman ditandatangani langsung oleh Direktur PT. NS BlueScope Indonesia, Iwan Gandamulya dan Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, ST., M.Sc, Ph.D di kantor marketing BlueScope Indonesia Jakarta (14/03).
Dalam kesempatan yang sama, Wikan Sakarinto, ST., M.Sc, Ph.D, Dekan Sekolah Vokasi UGM menambahkan, “UGM tentunya merasa terhormat dapat dipilih bekerja sama dengan BlueScope dan kami juga sangat mengapresiasi bentuk inisiatif ini yang nantinya dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam edukasi mengenai baja lapis. Berdasarkan Nota Kesepahaman ini, kami akan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan baja lapis, serta bersama BlueScope memberikan pandangan pihak ketiga dalam penetapan standard kurikulum aplikator (pemasang baja ringan) dan sertifikasi bagi aplikator yang telah mengikuti pelatihan. Diharapkan nota kesepahaman ini dapat menjadi awal kerja sama jangka panjang antara dunia pendidikan dan industri baja lapis serta dapat meningkatkan potensi bangsa di bidang infrastruktur, khususnya baja ringan.”
Dengan adanya nota kesepahaman ini BlueScope akan memberikan kesempatan bagi siswa dan staf pengajar Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada untuk melakukan kunjungan studi (field trip) ke fasilitas produksi BlueScope di Indonesia, serta memberikan kesempatan magang bagi para siswanya dengan harapan semua kegiatan ini dapat memperkaya pengetahuan siswa.
“Sejalan dengan UU Jasa Konstruksi Nomor nomor 2 tahun 2017, kami ingin berpartisipasi meningkatkan kualitas konstruksi dan pekerja di Indonesia melalui penetapan standard dan sertifikasi bagi para aplikator. Melalui BlueScope R&D center di Australia dan Singapura, BlueScope terus berusaha untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memberikan kualitas bangunan sampai dengan instalasi dengan garansi keselamatan utuk masyarakat Indonesia,” tambah Sally.
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV-UGM) merupakan Program Diploma III dan Diploma IV (Sarjana Terapan). SV UGM menerapkan system pendidikan yang menitikberatkan pada praktik yaitu 40% teori berbanding 60% praktek. Hal tersebut berkorelasi bahwa mahasiswa di SV UGM diwajibkan untuk melakukan magang selama 1-2 semester. Sehingga dalam penyusunan kurikulum, SV UGM berkorelasi/bermitra dengan industri untuk merumuskan capaian lulusan yang dibutuhkan industri.
Dalam rangka merealisasikan praktek pendidikan yang berkualitas SV UGM sudah memiliki 250 MoU dari perusahaan dalam dan luar negeri. Lulusan SV UGM tidak hanya memperoleh ijazah tetapi juga adanya sertifikat kompetensi yang diakui oleh perusahaan dalam dan luar negeri, sehingga kerjasama dan peran serta dengan perusahaan dianggap sangat penting untuk keberlanjutan SV UGM. Lulusan SV UGM di taraf Diploma III setara dengan level 5 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), sedangkan Diploma IV setara dengan level 6 atau sama dengan level S1.