Jakarta, TAMBANG – Pergerakan IHSG di pekan depan, 28 Mei – 1 Juni, diperkirakan akan berada pada kisaran level support 5924-5948 dan resisten 6010-6024 dibandingkan pekan sebelumnya di level support 5715-5738 dan resisten 5810.
Sebelumnya, pergerakan IHSG sempat melemah di awal pekan namun, secara bertahap mampu bergerak naik seiring sejumlah sentimen positif. Pergerakan IHSG di pekan kemarin (21-25 Mei) mampu menguat 3,33 persen atau di atas dari pekan sebelumnya yang turun 2,91 persen. Adapun high level yang diraih mencapai 6003 di atas sebelumnya di 5947 dan level terendah yang dicapai mencapai 5719 dari sebelumnya 5738.
Aksi jual kembali terjadi, seiring masih adanya kekhawatiran berlebihan terhadap nasib pergerakan Rupiah yang kian terdepresiasi. Sehingga membuat pergerakan IHSG di awal pekan kembali cenderung tertekan.
Adanya berita positif dari sejumlah emiten tampaknya tidak terlalu kuat dan tidak sepenuhnya direspon positif karena terimbangi dengan sentimen dari Rupiah tersebut. Tidak hanya itu, imbas kenaikkan suku bunga acuan BI 7-DRRR sebesar 25 bps, justru direspons pasar dengan menjual obligasi. Dimana membuat imbal hasil obligasi mengalami lonjakan kenaikan, sehingga memberikan sentimen negatif pada IHSG.
Menguatnya laju bursa saham AS memberikan sentimen positif pada pergerakan IHSG dimana mampu berbalik positif. Kembali terapresiasinya Rupiah cukup membantu IHSG untuk kembali ke zona hijau, meski juga dibarengi dengan adanya aksi jual asing yang menahan pergerakan IHSG untuk bergerak lebih tinggi lagi.
Pergerakan IHSG mampu melanjutkan penguatan, setelah pelaku pasar kembali meningkatkan aksi belinya. Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan sejumlah bursa saham global setelah merespon pernyataan Presiden Amerika Serika Donald Trump, yang merasa tidak puas dengan kesepakatan negosiasi perdagangan antara AS dan China. Tertahannya pelemahan Rupiah cukup membantu kembalinya aksi beli.
Meski pergerakan sejumlah bursa saham Asia melemah namun, laju IHSG mampu kembali melanjutkan kenaikannya. Meningkatnya aksi beli pelaku pasar, terutama asing, dibarengi dengan terapresiasinya Rupiah. Adanya sentimen negatif dari pernyataan Presiden Trump yang membatalkan pertemuan dengan Korea Utara tidak terlalu mengganggu jalannya IHSG.
Pergerakan IHSG kembali mengalami kenaikan, meski tidak dibarengi dengan positifnya laju bursa saham Asia. Kembali terapresiasinya Rupiah dan menguatnya pasar obligasi cukup membantu IHSG bertahan di zona hijaunya. Selain dari berbagai berita positif terkait perkembangan dan aksi korporasi emiten, juga ada imbas dari diangkatnya Perry Warijo sebagai Gubernur Bank Indonesia yang baru.
Asing mencatatkan nett sell Rp3,41 triliun dari pekan sebelumnya nett sell Rp 1,61 triliun. Masih adanya aksi jual membuat posisi transaksi asing menjadi net sell dimana hingga pekan kemarin membuat nilai transaksi asing tercatat jual bersih Rp40,52 triliun di atas sebelumnya yang masih net sell Rp37,11 triliun