Jakarta, TAMBANG – Pemerintah akan melarang ekspor bijih bauksit dalam beberapa bulan ke depan, menyusul nikel yang sudah diterapkan pada 2020 lalu. Meski demikian, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) menargetkan capaian kinerja produksi dan penjualan segmen bauksit dan alumina yang positif pada tahun 2023.
“Seiring dengan larangan ekspor bijih bauksit yang akan berlaku di tahun 2023, Perusahaan berfokus dalam pengembangan penjualan bijih bauksit di pasar domestik,” kata Sekretaris Perusahaan, Syarif Faisal Alkadrie dalam keterangan resmi, dikutip Senin (27/2).
Menurut dia, untuk menyiasati hal tersebut, Perusahaan juga melakukan optimalisasi dalam aspek operasi dan pengelolaan biaya tunai yang tepat dan efisien untuk mencapai target pada tahun 2023.
“Untuk komoditas bijih bauksit, ANTAM menargetkan volume produksi tahun 2023 sebesar 2 juta wet metric ton (wmt) sesuai dengan tingkat kebutuhan bauksit pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan dan proyeksi penjualan bijih bauksit kepada pelanggan pihak ketiga,” ujarnya.
Target produksi ini tumbuh sekitar 21% dibandingkan capaian produksi unaudited bijih bauksit tahun 2022 sebesar 1,65 juta wmt. Terkait penjualan bijih bauksit, Perusahaan menargetkan tingkat penjualan sebesar 1,58 juta wmt, meningkat 27% dibandingkan capaian penjualan unaudited bijih bauksit tahun 2022 sebesar 1,24 juta wmt.
“Sejalan dengan strategi ANTAM dalam mengoptimalkan operasi pabrik CGA Tayan serta meningkatkan volume penjualan produk-produk alumina, pada tahun 2023 Perusahaan melalui Entitas Anak, PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA), menargetkan tingkat produksi dan penjualan alumina masing-masing sebesar 131 ribu wmt, tumbuh 4% dari target produksi dan penjualan alumina tahun 2022 masing-masing sebesar 126 ribu wmt,” bebernya.
Produksi alumina unaudited 2022 mencapai 120% dan penjualan alumina unaudited mencapai 114% dari target tahun 2022. Penguatan kinerja segmen bauksit dan alumina pada tahun 2022 tercermin pula pada kemampuan keuangan PT ICA untuk melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar JPY3,52 miliar (setara dengan ±USD25,95 juta).
Melalui upaya operation best practice pada lini tambang bauksit dan operasi pabrik alumina yang didukung upaya pengembangan produk dan basis pelanggan di dalam dan luar negeri, segmen bauksit dan alumina akan semakin memberikan nilai yang positif bagi ANTAM.
“Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun,” pungkasnya.
Untuk diketahui, larangan ekspor bijih bauksit sudah sesuai berdasarkan UU No.3 Tahun 2020 yang merupakan revisi atas UU No.4 Tahun 2009 Tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Hal ini juga diperkuat dengan ungkapan presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
“Mulai Juni 2023 pemerintah akan memberlakukan pelarangan ekspor biji bauksit dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri,” ungkap Jokowi di Istana Negara, Rabu (21/12).