Jakarta,TAMBANG,- Salah satu perusahaan tambang raksasa, BHP mengumumkan rencana menaikan produksi bijih besi menjadi 330 juta ton per tahun. Hal ini disampaikan oleh Presiden Aset Bijih Besi Australia Barat Brandon Craig. Dalam kunjunggan ke lokasi penambangan bijih besi di wilayah Australia Barat, Brandon menyampaikan bahwa perusahaan sedang mempelajari opsi untuk memperluas produksi menjadi 330 juta ton per tahun. Rencana ini pun sudah mendapat dukungan dari Otoritas Perlindungan Lingkungan Australia Barat yang memberi persetujuan terkait operasi pelabuhannya.
“Saat ini, kami sedang mengembangkan berbagai studi untuk melihat apa yang diperlukan, terutama di tambang dan pelabuhan kami, dan kami berharap untuk menyelesaikan studi tersebut pada tahun 2025.” ungkap Brandon.
Craig juga menyebutkan bahwa mencapai target 330 juta ton per tahun makan dibutuhkan tambang investasi baik di tambang maupun di pelabuhan. Juga kemungkinan besar akan membutuhkan tambahan dumper mobil. Pengungkit pertama penambang adalah produktivitas, didukung oleh sistem dan proses yang tertanam.
“Peningkatan tambahan 30 juta ton per tahun memberi kami kesempatan untuk memikirkan kembali pengiriman tambang yang berkelanjutan dan persyaratan pertumbuhan dengan cara yang paling efisien dan cadangan besar kami yang berumur panjang memberi kami pilihan itu,”ungkap Brandon.
Ia kembali menambahkan bahwa sedang mengurangi produksi di Yandi, dan bahwa infrastruktur hub yang ada juga dapat digunakan untuk pertumbuhan di masa depan, tetapi ini bukan satu-satunya pilihan yang dijajaki.
“Kami sudah mulai melihat daerah-daerah termasuk Ministers North, Jinidi atau Marillana yang semuanya dekat dengan Yandi. Dan kami juga melihat lebih dekat hub Newman, misalnya Homestead dan East Opthalmia, yang akan membutuhkan fasilitas pemrosesan basah untuk membuka pemanfaatan dari deposit kelas khusus ini,”terangnya lagi.
Ia juga memastikan bahwa pihaknya memiliki kemampuan memanfaatkan bijih untuk meningkat kadarnya. “Apakah kami memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bijih untuk meningkatkan kadar merupakan pertimbangan penting dan kami tahu bahwa kualitas akan menjadi kunci di masa depan karena pabrik baja berupaya melakukan dekarbonisasi,”lanjutnya lagi.
Brandon kemudian juga menjelaskan bahwa keputusan ini telah mempertimbangkan berbagai aspek. “Seperti biasa, setiap keputusan yang kami buat akan mempertimbangkan berbagai faktor termasuk lingkungan eksternal dan penilaian penuh melalui kerangka alokasi modal tentang bagaimana investasi ini akan bersaing untuk mendapatkan modal,” ujarnya.
BHP saat ini memproduksi pada tingkat 280 juta ton per tahun, dan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi ini menjadi 300 juta ton per tahun dalam jangka menengah.
“Kami sedang menjalankan Proyek Debottlenecking Pelabuhan kami, yang kami sebut sebagai PDP1, untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan melalui peningkatan konveyor dan reclaimer dan stockpile baru. Ini akan meningkatkan kapasitas Pelabuhan kami dari 290 juta ton per tahun saat ini, menjadi lebih dari 300 juta ton per tahun, dan diharapkan selesai pada 2024,” terang Brandon.
Kemudian “Proyek Teknologi Kereta Api akan mendukung pembukaan kapasitas rel dengan penggantian sistem sinyal akhir masa pakai. Selanjutnya di tambang Yandi akan terus memberikan fleksibilitas rantai pasokan selama beberapa tahun lagi, kami juga memiliki potensi untuk menggunakan bijih terdekat untuk mendukung laju produksi ini.
“Secara keseluruhan, kami mengharapkan intensitas modal yang relatif rendah antara $45/t dan $60/t untuk mencapai dari posisi kami sekarang ini, hingga melampaui 300 juta ton per tahun dalam jangka menengah di tambang dan pelabuhan kami,” pungkasnya.