Beranda Korporasi Berburu Cadangan Emas, Antam Gandeng Newcrest Mining

Berburu Cadangan Emas, Antam Gandeng Newcrest Mining

Dok. Tambang

Jakarta-TAMBANG. BUMN tambang, PT Antam (Persero) Tbk menggandeng perusahaan asing Newcrest Mining untuk mengembangkan lokasi-lokasi tambang yang disinyalir memiliki kandungan emas. Area yang akan diselidiki potensinya mencangkup konsesi tambang di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara dan Kepulauan Halmahera.

 

Direktur Pengembangan PT Antam, Johan Nababan mengatakan kerja sama dua perusahaan itu akan berlangsung selama dua tahun. Antam dan Newcrest akan saling berbagi informasi terkait kelayakan ekonomi, hukum, dan komersial atas area yang diselidiki. Seluruh biaya dalam proses ini ditanggung oleh Newcrest. Setelah proses itu selesai barulah bisa dilakukan ke tahap eksplorasi.

 

“Biaya eksplorasi nanti tergantung hasil assesment. Kalau untuk biaya assesmentnya sekitar Rp 4-6 miliar,” ujar Johan pasca penandatangan Head of Agreement, Senin (16/11).

 

Selain enam provinsi yang disebut di atas, Antam juga sedang menyelesaikan kegiatan eksplorasi IUP mereka yang sudah eksis seperti yang berada di Jambi dan Papua. Dalam waktu dekat hasil eksplorasi itu akan diumumkan kepada publik. Johan tidak bisa memberikan informasi yang lebih detail karena bisa terancam oleh aktivitas penambangan liar.

 

“Ada yang prospektif ada pula yang tidak. Kalau menurut kami tidak ekonomis ya kami akan berhenti. Di Papua potensinya besar tapi lokasinya sulit dijangkau dan minim infrastruktur,” kata Johan.

 

Di tahun-tahun mendatang Antam memang memproyeksikan penemuan cadangan emas baru menyusul makin berkurangnya cadangan di tambang emas Pongkor dan Cibaliung. Jika proyeksi cadangan yang ditemukan sesuai harapan, Johan berharap akan meningkatkan produksi emas Antam hingga dua kali lipat. Pada 2014 lalu, produksi emas Antam mencapai 2,5 ton.

 

Sekretaris Perusahaan PT Antam, Tri Hartono menambahkan saat ini perusahaan masih tetap berusaha mempertahankan level produksi emas di angka yang sama sambil mencari cadangan baru. Selain emas, komoditas nikel dan bauksit jadi andalan Antam untuk menjalankan roda perusahaan. Namun kontribusi dua komoditas itu masih belum bisa maksimal karena terhambat larangan ekspor mineral mentah.

 

Sementara itu untuk proyek Chemical Grade Alumina (CGA) belum bisa memberikan kontribusi bagi perusahaan. Pasalnya CGA masih dalam proses stabil operation. Tri beralasan Antam harus beradaptasi dengan teknologi yang cenderung baru. Dalam proyek CGA, Antam diharuskan memproduksi 109 jenis sehingga memerlukan waktu tambahan untuk membuat operasi produksinya jadi stabil.

 

“Targetnya Februari 2016 proses itu bisa selesai. Off taker kami 80% ke Swadenco, sisanya dipasarkan di dalam negeri atau ekspor ke Jepang,” jelas Tri.