Jakarta-TAMBANG. Batan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) membuktikan keseriusannya dalam mengembangkan pemanfaatan energi nuklir. Aksi tersebut ditandai dengan menggelar proyek percontohan pemanfaatan energi nuklir atau reaktor daya nonkomersial (RDNK) dengan kapasitas sebesar 30 megawawatt (MW) di Serpong, Banten, Jawa Barat.
Kepala BATAN, Djarot Sulistio mengatakan jika berjalan lancar, awal 2016 tender kontruksi untuk proyek RDNK tersebut sudah bisa digelar. Targetnya, proyek itu bisa beroperasi pada 2020 mendatang.
Ia menerangkan, untuk membangun proyek tersebut dana yang dibutuhkan sekitar Rp1,6 triliun dengan jangka waktu pembangunan lima tahun. Menurut Djarot, reaktor nuklir tersebut dapat dibangun selama proses perizinan cepat dan pemerintah juga menyediakan dana yang cukup.
“NUKEM sudah memenangkan tender pre desain dan akan membuat dokumen desain, sedangkan tender konstruksinya akan kami lakukan setelah mereka menyelesaikan dokumen pada Desember 2015,” jelasnya, di Jakarta, Selasa (28/4).
Sebelumnya, BATAN merilis NUKEM Technologies GmbH, sebagai pemenang tender konseptual desain alias pre desain senilai Rp 50 miliar. Anak usaha BUMN Nuklir Rusia Rosatom itu mengajak PT Rekayasa Engineering Indonesia dan PT Kogas Driyap Konsultan untuk menggarap proyek tersebut.
Seperti diketahui, Rosatom memang sedang gencar mengembangkan pemanfaatan energi nuklir di beberapa negara Asia. Sebelum membidik Indonesia, Rosatom telah membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Vietnam dan Malaysia.
Wakil Direktur Jenderal Rosatom Energy State Corporation, Kirill Komarov menilai negara Asia sangat potensial bagi pengembangan bisnis tenaga nuklir. Terbukti dengan banyaknya permintaan pemanfaatan energi nuklir di Asia semakin besar.
Diakui Kirill, ketertarikan Rosatom menggarap energi nuklir di Indonesia lantaran BATAN bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Menengah serius untuk merealisasikan pembangunan PLTN di Indonesia.