Jakarta-TAMBANG. Pelaku usaha tambang batu bara optimis pasar batu bara akan mengalami perbaikan. Prediksi itu dikuatkan dengan adanya “bantuan” dari datangnya badai El Nino dan mengerek harga batu bara jadi lebih tinggi pada akhir tahun 2015.
CEO Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir mengatakan dengan adanya El Nino, kebutuhan batu bara akan meningkat drastis. Buntut El Nino musim dingin akan lebih ekstrim pada Desember. Karena itu, kebutuhan listrik akan meningkat. “Keadaan itu membuat konsumsi batu bara meningkat,” ungkapnya, Jumat (19/6).
Garibaldi juga menambahkan walaupun harga batu bara akan terus terkerek naik namun tidak akan setinggi beberapa tahun belakangan yang di atas 100 dolar AS per ton. Dia menuturkan, Adaro tidak merevisi target produksi batu bara tahun ini. Adaro tetap menargetkan produksi batu bara 56-58 juta ton per tahun.
“Selain itu dengan adanya proyek pembangkit listrik 35 ribu MW kebutuhan batu bara akan meningkat drastis.”
El Nino merupakan anomali iklim di Pasifik Selatan. Fenomena ini terjadi antara pesisir barat Amerika Latin dan Asia Tenggara, tapi efeknya di rasakan seluruh dunia dan kerap berujung pada bencana alam. El Nino menyebabkan curah hujan tinggi di Amerika Latin, tapi belahan bumi lainnya terancam kekeringan. Fenomena El Nino terakhir terjadi pada 2009 dan 2010. Negara-negara yang terdampak musim dingin karena El Nino akan membutuhkan banyak energi tambahan, termasuk batu bara.
Hal ini sedikit memberi angin segar pada industri batu bara nasional. Sebagaimana diketahui, harga batu bara acuan (HBA) bulan Juni 2015 mengalami penurunan sebesar US$ 1,49 atau 2,4%. Saat ini HBA tercatat hanya US$ 59,59/ton, dibandingkan harga bulan sebelumnya US$ 61,08/ton. Harga batu bara terus turun sejak 2014 lalu. Saat itu harga batu bara pada Juni 2014 mencapai US$ 73,64/ton. Artinya bila dibandingkan year on year, harga batu bara anjlok 19% atau sebesar US$ 14,05/ton.