Jakarta, TAMBANG – Pabrik amonium nitrat PT KAN memasuki babak baru. Perusahaan patungan antara PT DAHANA (Persero) dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) ini telah melaksanakan proses pile load test.
Direktur Utama DAHANA, Budi Antono menyampaikan, pihaknya telah melibatkan konsultan internasional untuk melakukan studi banding dan membuat kajian pada berbagai aspek, seperti pemilihan teknologi, ketersediaan bahan baku, peraturan perundang-undangan, serta mengkaji potensi pasar.
“Berdasarkan hasil kajian, pabrik ini dapat menghemat devisa dari impor Amonium Nitrat, menciptakan nilai tambah produk dalam negeri, dan tentunya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia utamanya masyarakat Bontang,” ujarnya, Selasa (22/9).
Berdasarkan hasil lelang yang telah dilaksanakan, seluruh proses pembangunan pabrik tersebut dikerjakan oleh konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) dan SEDIN Engineering di atas lahan sekitar 6 hektare. Total investasinya mencapai TP 1,1 Trilyun, yang didapat dari kredit investasi BUMN Perbankan serta ekuitas dari masing-masing pemegang saham.
Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi menyambut antusias proyek sinergi BUMN ini. Menurutya, hal ini sejalan dengan program hilirisasi berbasis natural gas yang akan dikembangkan oleh PKT.
“Selain menjadi penopang utama pangan Indonesia, kami juga ingin menjadi penopang perekonomian bangsa, salah satunya sinergi dengan DAHANA ini,” ungkap Rahmad.
Pabrik amonium nitrat yang berada di Kawasan Industri PT KIE di Bontang Kalimantan Timur ini, direncanakan akan selesai dibangun dan siap beroperasi pada tahun 2022, dengan kapasitas produksi hingga 75.000 ton amonium nitrat per tahun.