Beranda Tambang Today Awal Perdagangan, Rupiah dan Obligasi Dalam Negeri Masih Melemah

Awal Perdagangan, Rupiah dan Obligasi Dalam Negeri Masih Melemah

Jakarta, TAMBANG – Tidak bergemingnya laju rupiah pada perdagangan di akhir pekan, meski diiringi dengan pergerakan USD yang kembali mengalami penurunan seiring dengan munculnya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang akan mengganggu perekonomian AS, membuat laju pasar obligasi dalam negeri kembali melemah.

 

Binaartha Institutional Research pada Senin (9/4) menganalisis, pelaku pasar pun kembali melakukan aksi jualnya. Bahkan turunnya imbal hasil obligasi AS, setelah merespon lebih rendahnya _nonfarm payrolls_ AS dan penurunan USD tersebut juga tidak banyak berpengaruh pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri.

 

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 0,27 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 1,93 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 2,38 bps.

 

Laju pasar obligasi cenderung bergerak naik tipis. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,65 persen memiliki imbal hasil 5,93 persen atau naik 0,03 bps dari sebelumnya di harga 98,80 persen memiliki imbal hasil 5,90 persen. Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,72 persen memiliki imbal hasil 7,24 persen atau naik 0,04 bps dari sehari sebelumnya di harga 103,13 persen memiliki imbal hasil 7,20 persen.

Pada Jumat (6/4), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,15 bps di level 118,34 dari sebelumnya di level 118,52. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,05 bps di level 109,52 dari sebelumnya di level 109,57. Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,63 persen dari sebelumnya di level 6,62 persen dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,78 persen dari sebelumnya di level 2,82 persen sehingga spread di level kisaran 385,5 bps lebih rendah dari sebelumnya 379,8 bps.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali cenderung turun tipis. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak turun di kisaran level 8,25-8,35 persen.

 

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 8,98-9,00 persen. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,00-10,07 persen, dan pada rating BBB di kisaran 12,92-12,96 persen.

 

Laju pasar obligasi diperkirakan masih akan cenderung variatif melemah dengan belum adanya sentimen yang dapat membawa pasar obligasi ke zona positif. Diharapkan sentimen dari dalam negeri dapat lebih positif untuk menahan pelemahan laju pasar obligasi. Tetap mewaspadai jika terdapat sentimen yang dapat membuat laju pasar obligasi kembali melemah.