Sidney, TAMBANG. OTORITAS Cina telah menolak muatan kargo batu bara dari Australia yang tidak lolos aturan baru kualitas. Muncul tuduhan, aturan itu dibuat untuk menguntungkan industri batu bara lokal, yang tengah terpuruk.
Ketua Dewan Mineral Australia, Greg Evans, sebagaimana dikutip Australian Financial Review, hari ini, mendesak agar aturan baru itu tidak diberlakukan lebih dahulu, untuk memberi kesempatan pada kedua negara, Cina dan Australia, sama-sama meneliti apa sebenarnya yang terjadi.
Kepala Eksekutif Dewan Sumber Daya Queensland, Michael Roche mengatakan, beberapa pengapalan batu bara diarahkan untuk mengikuti pemeriksaan kualitas yang tidak sesuai dengan standar internasional. Cina merupakan pasar terbesar batu bara di dunia.
‘’Beberapa kargo dari Australia terkena dampaknya. Ada beberapa aturan baru yang membuat ketidakpastian,’’ kata Roche. ‘’Mereka mengarahkan muatan kami ke pembeli lain,’’ lanjutnya.
Kata Greg Evans, metode pemeriksaan kualitas dilakukan dengan cara tidak lazim, hanya menambah biaya, dan tidak transparan, selain menambah ketidakpastian.
‘’Kami merasa prihatin, karena persyaratan yang sama tidak diterapkan terhadap batu bara asal dalam negeri Cina. Cara seperti ini menabrak aturan perdagangan,’’ kata Evans. ‘’Bila aturan perdagangan dilanggar, ini sama dengan memerintahkan kami untuk membelokkan muatan ke pembeli lain. Kami tidak menginginkan hal ini,’’ kata Evans.
Dewan Batu Bara Australia bekerjasama dengan pemerintah untuk mencari tahu alasan pemerintah Cina memberlakukan praktek baru, serta ingin mencari solusi yang lebih mudah. ‘’Misalnya, pemeriksaan terhadap muatan dilakukan di pelabuhan tujuan, sebelum batu bara berangkat ke laut lepas,’’ kata Evans.
Meski demikian, adanya tragedi penolakan kargo ini dinilai ada manfaatnya juga. ‘’Utusan pejabat dari kedua negara bisa bertemu, untuk mencari solusi,’’ kata Evans.
Kata Roche, proteksi berupa tarif dan standar lingkungan diterapkan dengan alasan perlindungan terhadap lingkungan.
‘’Kami prihatin terhadap cara Cina menerapkan aturan kontrol kualitas. Pelabuhan satu dengan lainnya berbeda caranya. Ketidakpastiannya demikian tinggi. Banyak hal dilakukan, dengan biaya tinggi, demi melindungi produsen batu bara di dalam negeri yang tengah terpuruk. ‘’Cara pengontrolan kualitas dilakukan dengan cara tidak lazim, yang tidak sesuai dengan standar global,’’ katanya.
Pada Januari tahun ini, Cina memberlakukan aturan baru, yakni melarang batu bara impor dengan abu di atas 16%, dan sulfur di atas 3% untuk dua daerah paling padat, Delta Sungai Yangtze (dekat Shanghai), dan Delta Sungai Mutiara (dekat Hong Kong). Larangan itu sudah berlaku untuk wilayah Tianjin-Beijing.
Memperbaiki kualitas udara merupakan salah satu alasan untuk mengetatkan masuknya batu bara impor. Tetapi, eksportir batu bara Australia berpendapat, tujuan sebenarnya kebijakan itu adalah untuk membantu batu bara lokal Cina. Karena, yang dialami eksportir Cina, yang dipersoalkan oleh surveyor Cina bukan hanya sulfur dan abu, melainkan juga parameter lainnya.
Sumber foto: wsj.com