Jakarta-TAMBANG. Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), Craig Stewart menghimbau agar pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk menerapkan terobosan kebijakan yang akan meningkatkan investasi hulu minyak dan gas di Indonesia. Ia menyatakan, IPA siap menjadi mitra kerja pilihan pemerintah.
Dalam situasi ini, menurutnya, cadangan dan produksi minyak semakin menurun, ditambah dengan fakta tingkat penemuan cadangan minyak baru yang lebih rendah dari jumlah produksi, Indonesia diprediksi menjadi importir minyak terbesar dunia di 2019.
“IPA akan mendorong anggotanya untuk meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan,” kata Stewart dalam Rapat Umum Tahunan IPA, di Jakarta, Selasa (9/12).
Untuk itu, lanjut Stewart, IPA menyarankan agar pemerintah memberikan insentif baru untuk memantapkan dan mempercepat kegiatan eksplorasi di Indonesia.
Pasalnya, menyediakan investasi maha besar di sektor hulu migas untuk jangka lima tahun ke depan bukanlah tugas yang mudah, jadi pemerintah wajib menarik investor yang baik dan kompeten di bidangnya dengan menciptakan iklim investasi yang baik, dan proses persetujuan proyek yang efisien.
“Meningkatkan pasokan energi migas, melalui eksplorasi dan optimisasi produksi, juga memerlukan kejelasan, kepastian, dan konsistensi peraturan, serta skema fiskal yang menarik,” imbuhnya.
Bersamaan, Lukman Mahfoedz mantan Presiden IPA periode 2014 menuturkan selain cadangan minyak yang tiap tahun semakin menurun, juga adanya permainan mafia migas yang terus mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari bisnis tersebut.
dengan menjadi mitra kerja pemerintah, IPA siap mengatasi persoalan menipisnya cadangan minyak yang ada di Indonesia. Tanpa investasi eksplorasi maka cadangan minyak Indonesia tak akan bertambah.
“Kita siap menjadi mitra. Bisa kita lihat sekarang produksi minyak semakin menurun, ditambah dengan fakta tingkat penemuan cadangan minyak baru yang lebih sedikit dari jumlah produksi,” tutupnya.